Misteri Nusantara – Hantu Korban Pemerkosaan Dulu, ketika masih di sekolah menengah atas, kami sering mengadakan acara perkemahan. Biasanya, yang menyelenggarakan acara seperti itu adalah anak-anak dari kelompok Pecinta Alam atau Pramuka. Salah satu tempat yang sering kami kunjungi adalah daerah Cikuray, yang terletak di daerah pegunungan Garut, tepatnya sebelum kawasan Situ Cileunca.
Namun, karena suatu hal, saya tidak bisa berangkat bersama rombongan pada pagi hari. Saya terpaksa berangkat terlambat dan menyusul mereka pada sore harinya. Karena hari itu adalah hari Sabtu, saya mengira perjalanan akan penuh dengan wisatawan yang sedang berlibur, sehingga saya tidak begitu khawatir meskipun harus berangkat malam. Tetapi, saya terkejut ketika sampai di Terminal Cikuray pada pukul 19.00 dan menemukan bahwa tidak seramai yang saya bayangkan. Hanya ada satu angkot yang menunggu penumpang, dan penumpangnya pun hanya saya seorang.
Kejadian Aneh di Angkot
Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya angkot itu mulai bergerak dengan hanya tiga orang penumpang, termasuk saya. Meskipun saya merasa sedikit heran, saya tidak terlalu memikirkannya. Yang penting saya bisa cepat sampai ke lokasi perkemahan, karena saya memiliki tugas penting yang harus saya lakukan di sana.
Perjalanan melalui jalanan pegunungan yang berkelok dan menanjak terasa sangat dramatis, apalagi pada malam hari tanpa adanya penerangan jalan. Angkot terus melaju hingga sekitar tiga kilometer dari lokasi perkemahan, ketika tiba-tiba berhenti di sebuah pemukiman terakhir. Dua orang penumpang yang ada turun, menyisakan saya dan sang sopir.
Disuruh Melanjutkan Perjalanan Sendirian
Sopir angkot itu lalu bertanya kepada saya, “Mau kemana, Kang?”
“Ke Cikuray, ke tempat perkemahan,” jawab saya.
“Tapi kenapa berangkat sendirian, Kang, dan sudah malam begini? Maaf ya, saya gak bisa nganter sampai ke lokasi, badan saya sudah gak enak,” kata sopir dengan nada yang agak ragu.
Saya terkejut dan kecewa. Tanpa basa-basi, sopir itu menurunkan saya di tempat yang sepi dan langsung berbalik pergi. Meskipun saya memohon, ia tetap bersikeras untuk tidak mengantar saya lebih jauh. Dengan rasa kesal dan terpaksa, saya pun turun dan berdiri di tepi jalan, berharap ada kendaraan lain yang lewat.
Namun, malam itu sangat sunyi. Tidak ada satu pun kendaraan yang lewat. Akhirnya, saya memutuskan untuk berjalan kaki menuju lokasi perkemahan.
Jalan Gelap dan Mencekam
Jalan yang saya lewati sangat mencekam. Di sisi kiri, ada pohon-pohon besar yang tinggi, sementara di sisi kanan, jurang yang curam menanti. Jalanan berkelok dan menanjak, ditambah gelapnya malam yang tidak memberi rasa aman. Saya terus berjalan, berharap bisa segera sampai.
Setelah sekitar satu kilometer, saya mendengar suara riak air yang mengalir di sungai, disertai dengan suara tawa gadis-gadis yang sepertinya sedang mandi di sungai. Saya memeriksa jam tangan—waktu menunjukkan pukul 23.00. Suara tersebut terdengar cukup jelas, dan saya sempat merasa lega, berpikir bahwa saya sudah dekat dengan lokasi perkemahan. Namun, saya merasa aneh. Mengapa ada orang yang mandi di sungai pada jam segini?
Suara Mencekam yang Semakin Dekat
Suara tawa itu semakin samar dan akhirnya menghilang, tetapi beberapa detik kemudian, suara yang sama muncul lagi, kali ini lebih dekat dan terdengar sangat jelas. Hanya suara tawa wanita yang terdengar, sementara suara riak air sudah hilang. Suara tawa itu kemudian berubah menjadi suara rintihan yang memilukan, seiring dengan jeritan yang membuat saya merinding ketakutan. Tanpa berpikir panjang, saya berlari sekencang-kencangnya, berharap bisa selamat dari ketakutan yang semakin mencekam.
Mencari Pertolongan
Berlarian tanpa arah, saya hanya bisa berdoa dalam hati, berharap ada yang menolong. Saya merasa sangat sendirian di tengah hutan yang gelap. Setelah beberapa lama berlari, saya mendengar suara deru mobil dari belakang. Dengan harapan yang tinggi, saya berhenti sejenak dan melambaikan tangan. Mobil itu semakin mendekat, dan saya semakin merasa lega.
Namun, yang saya lihat hanyalah sebuah mobil pick-up yang melintas begitu saja tanpa berhenti. Saya menjerit sekencang-kencangnya, meminta tolong agar mobil itu berhenti. Untungnya, sekitar 50 meter di depan, mobil itu berhenti. Kepala sopir muncul dari balik kaca dan bertanya, “Mau kemana?”
“Saya ke Cikuray, Kang. Boleh ikut nggak?” saya menjawab dengan suara gemetar.
Diselamatkan oleh Sopir Misterius
Sopir itu memberi jawaban yang cepat dan tegas, “Ayo cepat lari ke sini! Jangan lihat ke belakang!” Tanpa banyak bertanya, saya langsung berlari ke arah mobil tersebut. Pintu depan terbuka, dan tangan saya ditarik masuk dengan cepat.
Di dalam mobil, saya sempat bertanya-tanya mengapa sopir itu meminta saya untuk tidak melihat ke belakang. Namun, rasa penasaran membuat saya menoleh sebentar ke belakang. Astaga! Saya melihat sekelompok gadis yang berjalan meloncat-loncat mengejar saya. Mereka mengenakan kebaya kotor dan compang-camping, rambut mereka tergerai acak-acakan. Meski wajah mereka tidak begitu jelas terlihat, saya bisa merasakan aura menyeramkan yang terpancar dari mereka. Tangan mereka terentang ke depan, seolah-olah meminta tolong.
Mengungkap Misteri yang Menyeramkan
Sopir itu kemudian menjelaskan, “Kalau saja saya tidak diutus untuk mengantar beras oleh bos saya, saya tidak akan pernah berani melewati sini malam-malam, apalagi ketika makhluk-makhluk itu muncul.”
Saya pun bertanya penasaran, “Itu makhluk apa, Kang?”
Sopir itu menjawab dengan serius, “Dulu, pada masa penjajahan Jepang, ada pembunuhan terhadap gadis-gadis desa di sini. Mereka diperkosa dan dibunuh, lalu mayat mereka dibuang ke sungai dekat sini.”
Saya hanya bisa terdiam, tubuh saya menggigil ketakutan, merasa bersyukur sudah selamat dari malam yang mencekam itu. Demikianlah Misteri Nusantara – Hantu Korban Pemerkosaan.
=== PREDIKSI SYDNEY HARI INI ===
Klik Disini, Daftar Platform Sydney Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Tinggalkan Balasan