Misteri Nusantara – Gara – Gara Lupa Membunyikan Klakson Kisah ini terjadi pada November 2010, setelah Gunung Merapi meletus dan menyemburkan abu vulkanik ke berbagai wilayah di Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah. Saat itu, kantor kami mendapat tugas untuk menyalurkan bantuan kepada para pengungsi dan penduduk yang terdampak.
Saya, Reza, bersama dua rekan, Adi dan Rino, ditugaskan mengantarkan bantuan ke tiga lokasi di Desa Parit, Muntilan, Jawa Tengah. Dengan menggunakan mobil pick-up, kami berangkat sekitar pukul 09.30 pagi. Saya duduk di kursi kemudi, Adi di sebelah saya, dan Rino menjaga barang di bak mobil.
Perjalanan Menuju Lokasi Pertama dan Kedua
Di dua lokasi pertama, perjalanan berjalan relatif lancar meskipun medan penuh dengan abu vulkanik. Pepohonan yang memutih, sawah yang rusak, dan tanaman yang hancur menjadi pemandangan di sepanjang jalan. Meskipun demikian, kami tetap bersemangat karena misi ini memberi kami rasa kepuasan tersendiri.
“Setidaknya kita bisa meringankan beban mereka, ya, Za,” ujar Adi, mencoba mengusir rasa sedih yang muncul melihat kondisi sekitar.
Saya mengangguk. “Betul, Di. Ini tugas kecil, tapi semoga bermanfaat.”
Kami menyelesaikan pengiriman pertama dan kedua tanpa hambatan berarti. Namun, tantangan sebenarnya baru dimulai saat menuju lokasi terakhir.
Medan Berat Menuju Lokasi Ketiga
Menuju lokasi ketiga, jalan mulai berubah menjadi sempit, berbatu, dan menanjak. Hujan deras menambah kesulitan kami. Kaca depan mobil yang berembun memperburuk pandangan saya.
“Pelan-pelan saja, Za. Jurangnya dalam,” kata Adi sambil menunjuk ke sisi jalan yang penuh kabut.
Di tengah perjalanan, kami bertemu dengan sebuah truk kayu besar yang hampir memakan seluruh badan jalan. Saya menghentikan mobil untuk memberi jalan. Saat itu, hujan membuat suasana semakin mencekam.
“Semoga tidak ada apa-apa,” gumam Rino dari bak belakang, meskipun suaranya nyaris tenggelam oleh derasnya hujan.
Setelah berjuang melewati jalan yang licin, kami akhirnya tiba di rumah Pak Burhan, tempat bantuan akan disalurkan. Sambutan hangat berupa teh panas dan gorengan sejenak menghapus kelelahan kami.
Kejadian Aneh di Perjalanan Pulang
Saat perjalanan pulang, suasana semakin mencekam. Jalan yang licin membuat mobil kami selip dua kali. Pada insiden pertama, mobil mundur beberapa meter hingga nyaris masuk jurang.
“Za, remnya! Cepat!” teriak Rino panik dari belakang.
Saya segera menginjak rem dan menarik rem tangan. Mobil berhenti hanya satu meter dari tepi jurang. Kami menarik napas lega, meski tubuh saya masih gemetar.
Di tengah perjalanan, kami juga melewati seorang ibu tua yang membawa keranjang di punggung dan beberapa anak SMP yang berjalan kak.i. Tak lama setelah melewati mereka, ban mobil kembali selip. Meski kami mencoba segala cara, mobil tetap tidak bergerak.
“Coba mas, bunyikan klaksonnya,” saran si ibu tua yang tiba-tiba berdiri di samping mobil kami.
Saya sempat bingung, tetapi memutuskan untuk mengikuti sarannya. Ketika klakson dibunyikan dua kali, tiba-tiba ban mobil mencengkeram tanah dengan baik, dan kami bisa melanjutkan perjalanan. Demikianlah Misteri Nusantara – Gara – Gara Lupa Membunyikan Klakson.
=== SITUS AMAN dan TERPERCAYA ===
Klik Disini, Daftar ISOTOTO ; Platform Game Online Lengkap Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Tinggalkan Balasan