Misteri Nusantara – Kesurupan Sosok Kakek – Kakek Cerita ini berasal dari Pak Anton, tetangga penulis, tentang pengalaman temannya yang bernama Adit. Kejadian ini terjadi pada tahun 1990-an di sebuah SMA di Kota Satria. Malam itu menjadi malam yang tidak akan pernah terlupakan bagi Adit dan teman-temannya.
Persiapan Lomba yang Menegangkan
Saat itu, sekolah sedang mengadakan lomba kebersihan kelas. Mereka sepakat menghias kelas pada Sabtu sore agar siap dinilai pada hari Senin. Semua siswa antusias. Namun, siapa sangka, malam itu akan berubah menjadi pengalaman horor yang mencekam.
Sore harinya, seluruh siswa hadir di kelas untuk membersihkan dan menghias. Mereka bekerja keras hingga langit mulai gelap. Setelah selesai, para siswa perempuan pulang lebih dulu. Sementara itu, beberapa siswa laki-laki yang masih ingin mengobrol memutuskan untuk bermalam di kelas.
“Kita tidur di sini aja, nanggung pulang,” kata Doni, salah satu siswa. Teman-temannya menyetujui ide itu.
Mereka berbaring di lantai kelas sambil melanjutkan obrolan. Topik yang awalnya ringan berubah menjadi cerita-cerita seram tentang penunggu sekolah.
Tantangan Adit yang Berbuah Petaka
Di tengah suasana santai itu, Adit, yang dikenal skeptis, dengan nada sombong menantang. “Kalau memang ada penunggu di sini, coba tampakkan diri! Aku mau lihat seperti apa!”
Rizal, teman Adit, mencoba mengingatkan. “Hati-hati, Dit. Jangan ngomong sembarangan. Bisa-bisa beneran ada yang dateng,” ujarnya setengah bercanda.
“Ah, mana mungkin. Itu cuma cerita buat nakut-nakutin,” balas Adit, sambil tertawa kecil.
Tak lama setelah obrolan itu, suasana mulai hening. Satu per satu siswa tertidur. Namun, sekitar tengah malam, ketenangan berubah menjadi kepanikan.
Kelas yang Berubah Mencekam
Tiba-tiba, Adit berteriak keras. “Jangan dekat-dekat! Pergi!” Dia meronta-ronta sambil mengamuk. Teman-temannya segera bangun dan mencoba menenangkannya.
“Dit, kenapa kamu? Tenang!” teriak Doni sambil memegangi tubuh Adit. Tapi Adit terus meronta dengan tenaga yang luar biasa, hingga beberapa siswa kewalahan menahannya.
“Aku sudah hafal doa-doa kalian sejak ratusan tahun lalu!” Suara Adit berubah menjadi serak dan berat, seolah berasal dari sosok lain.
Rizal mulai membaca doa, tetapi Adit malah tertawa keras. “Kalian pikir itu akan berhasil? Coba lagi!” dia mengejek.
Suasana semakin mencekam. Teman-temannya yang berusaha menolong Adit mulai kelelahan. “Kita harus cari bantuan!” kata Bagas, yang tiba-tiba teringat bahwa di depan sekolah ada surau kecil.
Pertolongan yang Ditunggu
Bagas berlari ke surau dan menemui Pak Ustaz Malik yang sedang mempersiapkan shalat subuh. “Pak Ustaz, tolong! Teman saya kesurupan!” katanya dengan terengah-engah.
Pak Ustaz segera mengikuti Bagas ke kelas. Sesampainya di sana, Pak Ustaz langsung membaca doa dan memercikkan air yang telah didoakan ke tubuh Adit. Sosok yang merasuki Adit tiba-tiba berbicara dengan suara berat, “Aku tidak terima ditantang oleh anak ini!”
Pak Ustaz menjawab dengan tenang, “Kami mohon maaf atas kelancangannya. Biarkan dia, dan kembalilah ke tempatmu.” Pak Ustaz terus membaca doa dengan khusyuk. Setelah beberapa kali pembacaan doa, Adit akhirnya pingsan.
Penjelasan di Balik Peristiwa
Begitu Adit sadar, tubuhnya tampak lemas dan penuh luka karena berguling-guling saat kesurupan. Pak Ustaz mulai menjelaskan, “Sosok yang merasuk adalah jin muslim yang sudah berada di sini sejak ratusan tahun. Ia merasa tersinggung karena perkataan Adit.”
Mendengar penjelasan itu, Adit menundukkan kepala dengan malu. Teman-temannya merasa ngeri dan berjanji untuk tidak berbicara sembarangan tentang hal-hal gaib lagi.
“Maafkan aku, semua,” ujar Adit pelan. “Aku tidak tahu kalau omonganku bisa membuat masalah sebesar ini.”
Sejak kejadian itu, mereka mulai berhati-hati berbicara, terutama di tempat-tempat yang dianggap angker. Mereka berjanji untuk tidak menguji hal-hal yang tak mereka mengerti. Demikianlah Misteri Nusantara – Kesurupan Sosok Kakek – Kakek.
=== PREDIKSI HONGKONG HARI INI ===
Klik Disini, Daftar Platform Hongkong Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Tinggalkan Balasan