Misteri Nusantara – Ketemu Mbah Liyut Malam itu, tepat malam Minggu, aku, Bayu, Rendi, dan Fajar baru saja pulang dari bermain PlayStation di rumah teman. Waktu menunjukkan tengah malam ketika kami berjalan pulang, masing-masing dengan sebatang rokok di tangan. Perjalanan melewati jalan turunan di Kampung Satria terasa biasa saja hingga udara tiba-tiba berubah drastis.
Udara Dingin yang Aneh
Hembusan angin dingin menusuk kulit, membuat bulu kuduk kami berdiri. Perubahan ini begitu mendadak sehingga kami saling berpandangan dengan wajah penuh tanya.
“Udara kok jadi begini, ya?” gumam Fajar sambil merapatkan jaketnya.
Belum sempat kami menjawab, langkah kami terhenti oleh sosok kakek tua. Ia berjalan perlahan mendekati kami. Kepala si kakek dihiasi blangkon hitam, dan tatapannya tajam, membuat suasana semakin mencekam.
“Eh, tengah malam gini kok ada kakek-kakek jalan sendirian?” bisik Bayu dengan nada waspada.
“Jangan-jangan… itu bukan orang,” jawab Rendi, setengah berbisik.
Pertemuan dengan Si Kakek Misterius
Tanpa sadar, si kakek sudah berdiri di depan kami. Aroma melati yang sangat kuat menyeruak, membuat kami merasa semakin tidak nyaman.
“Saking pundi, Nak? (Dari mana kalian, Nak?)” tanya kakek itu dengan nada pelan, tapi menggema di telinga kami.
Aku mencoba menjawab dengan sopan, meskipun suara bergetar. “S-saking rencang, Kek. (Dari rumah teman, Kek).”
Si kakek mengangguk pelan, lalu menatap rokok di tanganku. “Mbah nyuwun rokok, Nak. Onten mboten? (Kakek minta rokok, Nak. Ada?)”
Tanpa banyak pikir, aku menyodorkan sebatang rokok. “Ini, Kek.”
“Matur nuwun, Nak,” jawabnya singkat, sebelum sesuatu yang tak terduga terjadi.
Lari Tak Terlihat Mata
Begitu menerima rokok, si kakek berbalik, dan dalam sekejap ia berlari dengan kecepatan luar biasa, hingga sosoknya nyaris hilang dari pandangan. Kami hanya mampu mematung beberapa detik sebelum akhirnya berteriak serentak.
“KAK LARIIIIIII!!!”
Namun, saat kami mencoba melangkah, suara langkah kaki yang berat terdengar di belakang. Kami membalikkan badan dengan panik, berharap itu bukan sosok si kakek. Tapi, kegelapan semakin pekat, dan kami tak bisa melihat apa-apa.
“Aku dengar suara napas di belakang kita,” bisik Fajar dengan wajah pucat.
“Diam, jangan menoleh lagi!” Bayu memperingatkan, tapi rasa penasaran mengalahkan logika. Aku memberanikan diri menengok sedikit, dan mataku bertemu langsung dengan sosok si kakek. Ia melayang dengan senyum mengerikan, kakinya tak menapak tanah.
Rahasia Mbah Liyut
Kami berlari sekuat tenaga tanpa berpikir panjang, tak peduli ke arah mana kaki membawa kami. Sampai akhirnya, di ujung turunan, kami berhenti dengan napas tersengal.
“Dia itu siapa?!” seru Rendi.
“Mbah Liyut,” jawab Bayu, wajahnya pucat pasi. “Orang tua di kampung pernah cerita tentang dia. Hantu kakek tua yang kakinya nggak punya jentolan dan bisa lari secepat kilat.”
Parfum melati kembali tercium samar-samar, membuat kami semakin gemetar. Tanpa banyak bicara, kami memutuskan untuk langsung pulang. Malam itu, perjalanan pulang yang awalnya tenang berubah menjadi pengalaman yang tak akan pernah kami lupakan. Demikianlah Misteri Nusantara – Ketemu Mbah Liyut.
Klik Disini, Daftar Platform Hongkong Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Tinggalkan Balasan