Misteri Nusantara – Ditemani Hantu di Perpustakaan Sekolah. Guru bahasa Indonesia, Bu Wulandari, memberi tugas pada kami untuk mencari referensi dari novel tertentu. Sebagai murid di SMA Tunas Harapan, aku tahu benar reputasi perpustakaan sekolah ini. Tempat itu terkenal angker. Banyak cerita soal penampakan hantu yang membuat bulu kuduk merinding. Tapi, apa boleh buat, aku harus ke sana untuk menyelesaikan tugas.
Aku berharap suasana perpustakaan ramai. Namun, saat tiba di sana, hanya ada beberapa siswa dan seorang petugas. Suasana hening, dan udara dingin terasa menusuk. Perpustakaan itu besar, dengan dua lantai penuh rak-rak tinggi. Buku yang aku cari, sialnya, ada di lantai dua. Teman-temanku menolak menemaniku, jadi aku harus menghadapi tempat itu sendirian.
Pertemuan dengan Siswi Misterius
Setelah mencari di setiap rak di lantai dua, akhirnya aku menemukan novel yang Bu Wulandari maksud. Aku mendatangi petugas untuk meminjam buku itu, tetapi dia menjelaskan bahwa buku tersebut hanya boleh dibaca di tempat
Kesal, aku kembali ke ruang baca dan mulai membaca. Suasana semakin sepi. Hanya ada aku, seorang siswa di sudut ruangan, dan petugas di lantai bawah. Aku mencoba fokus membaca, tapi perasaan gelisah tidak hilang. Sesekali, aku melirik kanan-kiri, takut melihat sesuatu yang tidak seharusnya.
Tiba-tiba, seorang siswi muncul di hadapanku. “Kamu juga dapat tugas dari Bu Wulandari, ya?” tanyanya dengan suara lembut.
Aku mengeluh sambil menjawab, “Iya, nih”. Aku memperhatikannya. Dia tampak seperti murid baru, wajahnya asing bagiku.
“Aku temenin, ya? Biar nggak takut,” tawarnya.
Aku mengangguk dengan lega. “Makasih, lumayan jadi ada teman,” kataku. Namun, ada yang aneh dari siswi itu. Wajahnya terlalu pucat, dan senyumnya… terasa dingin.
Ketakutan yang Menjadi Nyata
Saat aku mencoba fokus lagi membaca, pulpenku jatuh ke lantai. Dengan refleks, aku menunduk untuk mengambilnya. Namun, saat aku melihat ke bawah meja, tubuhku langsung gemetar. Tidak ada kaki di sana!
Aku perlahan mendongak. Siswi itu masih duduk di depanku, tapi ekspresinya berubah. Matanya melotot lebar, dan senyum menyeramkan terpampang di wajahnya. “Kenapa, kok kelihatan takut?” tanyanya dengan nada datar, tapi menekan.
“A-aku… harus pergi!” Aku tergagap dan langsung berdiri. Namun, sebelum aku melangkah, dia berdiri juga, bergerak mendekatiku tanpa suara.
Aku berlari meninggalkan ruang baca, meninggalkan buku dan semua barangku. Saat menuruni tangga, aku mendengar langkah-langkah berat di belakangku, tapi ketika aku menoleh, tidak ada siapa-siapa.
Akhir yang Menyeramkan
Aku berhasil keluar dari perpustakaan dan berlari sejauh mungkin. Nafasku tersengal, tapi aku bersyukur bisa selamat. Sampai sekarang, aku tidak berani lagi menginjakkan kaki di perpustakaan itu.
Cerita ini menjadi pelajaran. Kadang, tugas sederhana bisa membawamu ke situasi yang tidak pernah kamu bayangkan. Dan jika suatu hari kamu melihat seseorang yang terlalu aneh di tempat angker, mungkin sebaiknya kamu segera pergi sebelum terlambat.
Klik Disini, Gabung Platform Hongkong Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Tinggalkan Balasan