Misteri Nusantara – Pesugihan Kera Warung Nasi Uduk Cerita ini berasal dari seorang kerabat saya, sebut saja Pak Arman, yang memiliki rumah di pinggiran kota Karawang. Karena pekerjaannya di Jakarta, ia hanya pulang ke rumah di Karawang setiap akhir pekan untuk memeriksa keadaan rumah sekaligus membersihkannya. Keluarganya, termasuk istri dan anak-anaknya, tinggal di Jakarta bersama mertua Pak Arman.
Perjalanan Malam yang Lapar
Suatu malam, Pak Arman memutuskan pulang ke Karawang bersama anak sulungnya, Rio. Mereka baru tiba di kota itu sekitar pukul 10 malam. Karena perjalanan panjang membuat mereka lapar, Pak Arman memutuskan mencari warung makan.
“Pak, aku laper banget. Kita makan dulu ya?” keluh Rio dari kursi penumpang.
Pak Arman melihat kanan-kiri hingga menemukan warung nasi uduk sederhana di tepi jalan. Walau tempatnya kecil dan tampak biasa, anehnya pembelinya ramai hingga antre ke pinggir jalan.
“Ini aja deh, Yo. Warungnya rame, pasti enak,” ujar Pak Arman sambil memarkir mobil.
Mereka duduk dan memesan nasi uduk. Pak Arman melahap tiga piring nasi uduk, sedangkan Rio, yang biasanya makannya sedikit, menghabiskan lima piring. “Mas, tambah lagi!” teriak Rio sambil melambaikan tangan ke pelayan.
Setelah makan, mereka pulang dengan perasaan aneh. Meski sudah makan banyak, rasa lapar mereka belum benar-benar hilang. Namun karena sudah larut, mereka memutuskan tidur tanpa banyak berpikir.
Kebiasaan Makan yang Berubah
Sejak malam itu, Rio selalu meminta makan nasi uduk di warung tersebut. Jika dibelikan dari tempat lain, ia menolak. “Nggak enak, Pak. Aku mau yang itu aja,” desaknya.
Pak Arman pun mulai curiga. Tak hanya Rio, dirinya juga merasa aneh. Setiap kali makan di rumah, Rio makan dengan sangat lahap, bahkan menghabiskan satu magic jar nasi sendiri.
“Rio, kamu lapar terus. Apa kamu nggak sakit?” tanya Pak Arman suatu malam.
“Nggak, Pak. Aku cuma lapar aja,” jawab Rio singkat sambil terus mengunyah.
Kabar kebiasaan aneh ini akhirnya sampai ke telinga Ustaz Rahman, guru mengaji Pak Arman.
Kunjungan ke Warung Maut
Suatu malam, Ustaz Rahman yang merasa ada sesuatu yang janggal mengajak Pak Arman untuk membuka mata batinnya. “Pak Arman, mari kita cek warung itu. Saya merasa ada hal yang tidak beres,” ujar sang ustaz dengan nada serius.
Pak Arman yang awalnya ragu, akhirnya setuju. Mereka berangkat ke warung itu sekitar pukul 11 malam.
Begitu tiba di sana, suasana tampak seperti biasa. Ramai pembeli yang makan dengan lahap. Namun setelah Ustaz Rahman membacakan doa, pandangan Pak Arman mulai berubah.
Mata batinnya yang terbuka memperlihatkan pemandangan mengerikan. Di punggung setiap pembeli, bergelayutan sosok monyet-monyet hitam dengan mata merah menyala dan taring tajam. Mereka melahap nasi basi penuh kutu yang sebenarnya tersaji di atas piring.
Pak Arman tertegun, tubuhnya gemetar. “Astaghfirullah! Apa ini, Ustaz?” bisiknya sambil menahan napas.
“Itulah rahasia warung ini. Mereka memanfaatkan makhluk gaib untuk menarik pembeli dan membuat makanan mereka terasa nikmat,” jawab Ustaz Rahman tegas.
Penyembuhan untuk Rio
Malam itu, Pak Arman kembali ke rumah dengan perasaan kalut. Sang ustaz segera menyiapkan segelas air doa untuk Rio. “Minum ini, nak. InsyaAllah kamu sembuh,” ujar Ustaz Rahman sambil mengusap kepala Rio.
Rio yang semula rakus mendadak berhenti makan berlebihan. Selera makannya kembali normal keesokan harinya.
Sejak kejadian itu, Pak Arman menjadi sangat berhati-hati ketika makan di luar rumah. Trauma dengan pengalaman tersebut, ia bahkan tidak lagi menyentuh nasi uduk.
Pesan di Balik Cerita
Cerita ini menjadi pengingat untuk kita semua agar lebih berhati-hati saat makan di luar rumah. Tidak semua tempat yang ramai pembeli menyimpan kebaikan. Selalu berdoa sebelum makan dan percayalah, makanan yang diberkahi lebih baik dari makanan yang terlihat nikmat namun penuh tipu daya. Demikianlah Misteri Nusantara – Pesugihan Kera Warung Nasi Uduk.
Klik Disini, Daftar Platform Game Online Lengkap Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Tinggalkan Balasan