Misteri Nusantara – Simbad Malam itu, suasana desa yang biasanya tenang berubah drastis. Keheningan mendadak pecah oleh jeritan histeris yang memecah udara. Tak lama setelah itu, sesosok bayangan hitam terlihat melesat masuk melalui celah pintu yang sedikit terbuka. Dalam beberapa detik, ketenangan yang tadinya terasa berubah menjadi suasana yang sangat mencekam.

Sementara itu, di sisi lain desa, Alvaro sedang dalam perjalanan kembali ke rumahnya. Namun, suara jeritan itu menghentikan langkahnya. Dia segera menoleh, berusaha memahami dari mana asal suara tersebut.
“Ini bukan jeritan biasa,” gumamnya, tubuhnya menegang. Ia langsung berlari menuju sumber suara, memanfaatkan kecepatan yang dimilikinya.
Pemburu Kegelapan
Sesampainya di depan rumah yang menjadi sumber jeritan, Alvaro berhenti sejenak. Dia memeriksa sekeliling dengan penuh kewaspadaan. Dari luar, rumah itu terlihat sunyi, tetapi ia tahu ada sesuatu yang tidak beres di dalamnya.
Namun, sebelum dia bisa melangkah masuk, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Suara desiran angin yang aneh terdengar, diikuti dengan kemunculan seekor kelelawar raksasa yang menyerangnya tanpa peringatan.
Dengan sigap, Alvaro melompat ke samping untuk menghindar. “Beraninya kau menghalangiku!” teriaknya sambil mengepalkan tangan.
Kelelawar itu tertawa dingin, suaranya menggema di udara malam. “Kau sudah terlambat, Alvaro. Korban sudah jatuh malam ini. Dan sekarang, giliranmu!”
Mendengar itu, Alvaro semakin waspada. Meskipun ancaman terus datang, ia tetap berdiri dengan penuh percaya diri. “Jika kau pikir aku akan membiarkan ini terus terjadi, kau salah besar,” balasnya dengan nada tajam.
Racun Mematikan
Tanpa memberi Alvaro waktu untuk bersiap, kelelawar itu kembali menyerang. Kali ini, serangannya lebih cepat dan lebih kuat. Dengan cakar tajamnya, makhluk itu berhasil mencengkeram dada Alvaro.
“Arrgh!” Alvaro mengerang kesakitan. Ia terhuyung ke belakang, dan seketika merasakan racun dari cakar itu mulai menjalar ke seluruh tubuhnya.

Melihat Alvaro kesulitan, kelelawar itu tertawa penuh kemenangan. “Lihat dirimu sekarang! Racunku sudah menyebar. Sebentar lagi kau akan mati perlahan,” ujarnya, suaranya dipenuhi nada mengejek.
Namun, meskipun tubuhnya terasa lemah, Alvaro menolak menyerah. Ia berjuang untuk tetap berdiri. “Kau pikir racun ini cukup untuk menghentikanku?” katanya dengan nada yang tegas.
Serangan Balik
Sementara itu, suara lolongan aneh mulai terdengar dari berbagai penjuru. Makhluk-makhluk lain muncul dari kegelapan, mendekati rumah itu dengan langkah-langkah mengancam.
Di tengah situasi yang semakin genting, Alvaro tiba-tiba berdiri tegak. Racun yang sebelumnya melemahkannya kini terasa memudar. Dia menatap kelelawar itu dengan sorot mata penuh dendam.
“Dengarkan ini, makhluk hina,” katanya dengan suara yang menggema. “Tubuhku sudah kebal terhadap racun seperti ini. Sekarang, rasakan pembalasanku!”
Seketika, cahaya terang muncul dari telapak tangannya. Dengan gerakan cepat, dia melontarkan serangan langsung ke arah kelelawar tersebut.
“Craaaak!” Taring kelelawar itu patah seketika, disusul jeritan melengking yang memekakkan telinga.
Makhluk itu terkejut, matanya membelalak tak percaya. “Bagaimana ini mungkin?! Racunku seharusnya membunuhmu!”
Namun, Alvaro tidak memberinya waktu untuk berpikir. Dengan serangan terakhir yang penuh kekuatan, ia menghancurkan tubuh kelelawar itu hingga berubah menjadi abu.
Jeritan Baru
Ketika Alvaro baru saja menarik napas, jeritan lain terdengar dari arah berbeda. Jeritan ini lebih melengking, membuat bulu kuduk siapa pun yang mendengarnya berdiri.
“Sepertinya ini belum selesai,” gumamnya sambil melangkah menuju sumber suara baru.
Beberapa menit kemudian, ia tiba di tempat kejadian. Di sana, ia melihat seorang gadis muda tengah disekap oleh makhluk yang lebih mengerikan. Makhluk itu memiliki tubuh yang besar dengan taring panjang yang mencuat keluar.
Melihat kedatangan Alvaro, makhluk itu menggeram. “Pergi dari sini! Gadis ini adalah milikku, dan aku tidak akan membiarkanmu mengambilnya!”
Alvaro maju dengan langkah mantap. “Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti siapa pun lagi!” balasnya dengan suara tegas.
Pertarungan Sengit
Makhluk itu tidak tinggal diam. Ia langsung mencoba menggigit leher gadis tersebut. Namun, sebelum taringnya menyentuh kulit gadis itu, Alvaro melesat dengan kecepatan luar biasa.
“Traaak!” Dengan satu pukulan, ia mematahkan taring makhluk itu.
Makhluk tersebut meraung kesakitan, tetapi tidak menyerah. “Kau akan menyesal telah menghalangiku!” teriaknya dengan nada penuh amarah.
Pertarungan pun berlangsung sengit. Keduanya saling melancarkan serangan dengan kekuatan penuh. Meski begitu, Alvaro tetap unggul dengan kecepatan dan ketepatannya. Pada akhirnya, dia berhasil melancarkan serangan terakhir yang mematikan.
“Claaass!” Kepala makhluk itu terputus, dan tubuhnya lenyap menjadi debu.
Misi Belum Usai
Setelah memastikan gadis itu selamat, Alvaro menatap langit malam yang pekat. Dia tahu, meskipun dua makhluk telah berhasil ia kalahkan, ancaman yang lebih besar masih mengintai.
“Semuanya belum berakhir,” ujarnya pelan. “Aku harus terus memburu mereka, atau desa ini akan menjadi ladang kematian.”
Dengan tekad yang semakin kuat, Alvaro melangkah pergi, meninggalkan malam yang kini kembali sunyi. Namun, di balik bayangan, kegelapan tetap menunggu kesempatan untuk menyerang kembali. Demikianlah Misteri Nusantara – Simbad.
Klik Disini, Daftar Platform Singapore Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Tinggalkan Balasan