Misteri Nusantara- Malam itu sudah larut. Aku baru saja selesai bekerja lembur dan merasa sangat lelah. Rumahku terletak di pinggir kota, dikelilingi kebun kecil di belakangnya. Biasanya, aku menikmati ketenangan di sini setelah seharian beraktivitas. Aku duduk di ruang tamu sambil meminum secangkir teh hangat. Suasana sepi menyelimuti, hanya terdengar suara jarum jam yang berdetak pelan.
Tiba-tiba, aku mendengar suara aneh—seperti isakan tangis, berasal dari belakang rumahku. Aku terdiam sejenak, mencoba meyakinkan diri bahwa itu hanya suara angin atau mungkin suara binatang. Namun, isakan itu semakin jelas terdengar, seperti tangisan seorang wanita. Rasanya semakin menekan, semakin dekat. Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dengan hati-hati, aku berjalan menuju pintu belakang dan membuka tirai jendela, berharap bisa melihat sesuatu yang menjelaskan suara itu. Namun, aku hanya melihat kegelapan malam yang pekat, tanpa jejak apapun.
Kehadiran yang Tak Terlihat
Hari-hari berikutnya, isakan itu terus terdengar setiap malam. Suara tangisan wanita yang datang entah dari mana. Aku mulai merasa cemas, takut jika ada seseorang yang membutuhkan pertolongan. Namun, setiap kali aku memeriksa sekitar rumah, tidak ada siapapun. Tanaman dan pohon di belakang rumah tampak biasa, tanpa tanda-tanda kehadiran orang. Isakan itu semakin sering, dan setiap malam terasa lebih keras, seolah semakin dekat ke dalam rumahku.
Aku mencoba mencari tahu lebih banyak tentang sejarah rumah ini. Ternyata, rumah ini dulunya milik seorang keluarga yang terkenal dengan kisah tragis. Istrinya ditemukan tewas di halaman belakang, di tempat yang sama di mana aku sering mendengar tangisan itu. Konon, jiwanya tak pernah tenang. Desas-desus mengatakan bahwa arwah wanita itu masih sering muncul, mencari sesuatu yang hilang.
Keberanian yang Teruji
Suatu malam, setelah mendengar isakan itu lagi, rasa penasaran membawaku untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi. Aku pergi ke belakang rumah, menyalakan senter, dan dengan hati berdebar, menuju tempat yang selalu menjadi sumber tangisan itu. Semakin aku mendekati, semakin jelas suara itu terdengar. Ketika aku tiba di tengah halaman belakang, senterku tiba-tiba padam. Keheningan menyelimuti, dan aku merasa tubuhku kaku, tidak bisa bergerak.
Lalu, udara di sekitarku terasa semakin dingin. Ada sesuatu yang tidak terlihat, yang terasa begitu dekat. Suara tangisan itu berubah menjadi suara terisak yang menyayat hati. Aku mendengar bisikan lembut di telingaku, “Bantu aku.” Aku berbalik dengan cepat, tapi tidak ada siapapun di sana. Rasa takut menguasai diriku, namun aku tetap berusaha bertahan.
Mengungkap Rahasia
Keesokan harinya, aku mencoba menggali lebih dalam tentang cerita tragis keluarga yang pernah tinggal di rumah ini. Aku menemui seorang tetangga yang lebih tua, yang masih ingat dengan kejadian itu. Dia menceritakan bahwa wanita itu, yang bernama Rina, kehilangan suaminya dalam sebuah kecelakaan beberapa tahun lalu. Penuh rasa kesedihan dan penyesalan, Rina sering menghabiskan malam di halaman belakang rumahnya, menangis untuk suaminya yang tak pernah kembali. Suatu malam, tangisannya berhenti, dan dia ditemukan tewas di tempat yang sama, dalam keadaan terikat dan dengan ekspresi ketakutan di wajahnya.
Ternyata, arwah Rina terperangkap di antara dunia ini dan dunia lain, tidak bisa tenang, tidak bisa meninggalkan tempat itu. Desas-desus mengatakan bahwa dia mencari seseorang untuk membebaskannya dari penderitaan yang sudah berlangsung lama.
Malam Terakhir yang Mengubah Segalanya
Malam itu, aku kembali mendengar tangisan itu, lebih keras dan lebih jelas daripada sebelumnya. Aku tahu, malam ini aku harus melakukan sesuatu mengambil sebuah lilin, menyalakannya, dan meletakkannya di halaman belakang, tepat di tempat Rina ditemukan. Aku berdiri di sana, menghadap ke arah tempat dia meninggal, dan mulai berbicara dengan hati yang tulus.
“Rina, aku mendengar tangisanmu. Aku tahu kau telah menderita terlalu lama. Aku tidak bisa mengembalikan apa yang hilang, tapi aku bisa berdoa agar kau menemukan kedamaian,” kataku, dengan suara yang tegas namun lembut.
Tiba-tiba, suara tangisan itu berhenti. Keheningan memenuhi udara, dan hawa dingin di sekitarku mulai menghilang. Lilin yang menyala di tanganku berkedip sejenak, dan kemudian mati. Aku merasakan ada perubahan dalam atmosfer di sekitarku. Selesai sudah. Arwah Rina akhirnya bisa pergi, membebaskan dirinya dari penderitaan yang lama mengikatnya.
Kehidupan Setelahnya
Setelah malam itu, isakan tangis dari belakang rumahku tak pernah terdengar lagi. Udara terasa lebih hangat, dan suasana yang dulu terasa menekan kini berubah menjadi lebih tenang. Aku merasa seolah-olah sebuah beban telah terangkat dari bahu rumah ini. Kehidupan kembali normal, namun aku tak akan pernah melupakan malam itu—malam di mana aku mendengar tangisan seorang wanita yang akhirnya menemukan kedamaian.
Tinggalkan Balasan