Misteri Nusantara – Misteri Lukisan Siliwangi dan Keris Pusaka Suatu pagi, saya menerima undangan dari kantor untuk meliput perkembangan tanaman rami di sebuah perkebunan di Bogor. Alamat tujuan tertera di daerah Gunung Sindur, wilayah Sentul. Meskipun sering ke Bogor, saya belum pernah mengunjungi daerah ini sebelumnya.
Saya segera menghubungi kantor perwakilan di Bogor untuk mencari teman seperjalanan yang mengenal lokasi itu. Gunung Sindur, yang bentuknya menyerupai tumpeng kerucut, terletak sekitar 10 km dari Batutulis. Jalan menuju ke sana penuh tikungan dan tanjakan. Di sepanjang perjalanan, pepohonan pinus menghiasi kiri dan kanan, menambah kesan sejuk dan asri.
Lokasi yang Mistis dan Penuh Sejarah
Setibanya di lokasi, saya disambut Bambang, pemilik perkebunan sekaligus tempat wisata pemandian air panas di kaki gunung. Hari itu bukan hari libur, sehingga tempat ini tampak sepi, hanya terdengar suara gemuruh air terjun yang berpadu dengan kicauan burung. Saya merasakan suasana religius yang kuat, sangat cocok untuk orang-orang yang ingin menenangkan diri.
“Gunung Sindur ini sudah terkenal sejak zaman Pajajaran,” kata Bambang. Ia melanjutkan ceritanya tentang dua gua di kaki gunung, yaitu Goa Naga di utara dan Goa Harimau di selatan. Konon, Prabu Siliwangi sering bersemedi di sini ketika merasa gundah.
“Di akhir hidupnya, sang Prabu memilih bertapa di tempat ini setelah menyerahkan mahkota ke Prabu Surawisesa,” ujar Bambang sambil menunjuk arah gua. Saya membayangkan betapa asrinya tempat ini pada zaman dahulu. Hingga kini, belum ada orang yang berani masuk ke kedua gua tersebut karena keangkerannya.
Misteri Cahaya Biru
Bambang menceritakan kejadian aneh pada masa pemerintahan Bung Karno. “Setiap subuh, terlihat cahaya biru memancar dari arah Sindur ke langit,” katanya. Bung Karno yang penasaran akhirnya mengunjungi tempat ini secara gaib. Sejak itu, cahaya biru tersebut tidak pernah muncul lagi.
Penasaran, saya mencoba bermeditasi di salah satu sudut yang terasa paling kuat energinya. Baru beberapa detik, saya merasakan getaran luar biasa yang menarik sukma saya. Dalam penglihatan batin, muncul sosok-sosok tua berbaju putih seperti pendeta. Saya yakin, tempat ini dulunya memang sebuah padepokan.
Lukisan Prabu dan Amanat Keris
Menjelang makan siang, saya memperhatikan lukisan di ruang tengah. Lukisan itu menggambarkan sosok pria tua berjubah putih, bersanggul, dengan tasbih melilit lehernya. Sorot matanya tajam dan penuh wibawa. “Siapa pelukisnya?” tanya saya kepada Bambang.
“Tahun 1984, seorang pelukis astral datang ke sini dan melukis di dekat Goa Harimau tanpa penerangan,” jawab Bambang. Hasilnya adalah lukisan yang kini terpajang di ruang tengah ini. Di bawah lukisan, tertulis tanggal pembuatan: 24 April 1984, pukul 02.30.
Ketika saya berpamitan, Bambang tiba-tiba menyerahkan dua bilah keris berlapis emas. “Ini titipan untuk bapak. Tadi malam, seorang pendeta meminta saya memberikan keris ini kepada orang yang akan mencari tahu tentang Gunung Sindur,” ujarnya sambil memaksa saya menerimanya.
Keris itu berukir indah, berbentuk naga jantan bermahkota dan naga betina. Saya sempat menolak karena merasa tidak layak. Namun, akhirnya saya menerimanya dengan berat hati.
Misteri yang Terus Berlanjut
Seminggu kemudian, Bambang menelepon dengan kabar mengejutkan. “Lukisan itu hilang, padahal semua pintu terkunci rapat,” katanya. Saya teringat potret yang saya ambil sebelumnya. Foto itu kini menjadi satu-satunya bukti keberadaan lukisan tersebut.
Dalam perjalanan tugas ke Yogyakarta, saya membawa keris itu ke Empu Gino, seorang ahli keris terkenal. “Keris ini buatan Empu Sobrah, pembuat keris wanita di zaman Pajajaran,” ujar Empu Gino setelah meneliti keris tersebut.
Ia menjelaskan bahwa keris ini salah satu dari tujuh keris yang dibuat untuk Prabu Siliwangi dan para punggawanya. Empu Sobrah membuat keris ini di bawah laut menggunakan api kawah Gunung Krakatau, sambil bertapa tanpa makanan.
“Jaga keris ini baik-baik. Banyak orang akan tergoda untuk memilikinya,” pesan Empu Gino. Benar saja, dua kolektor sempat mencoba membelinya dari saya. Namun, saya menolak karena mengingat amanat yang diberikan Bambang.
Kini, keris itu saya simpan di kamar, sesekali saya olesi minyak khusus untuk menjaga keawetannya. Namun, rasa penasaran saya terhadap misteri Gunung Sindur, lukisan, dan keris itu tetap menghantui pikiran saya hingga hari ini. Demikianlah Misteri Nusantara – Misteri Lukisan Siliwangi dan Keris Pusaka.
Klik Disini, Daftar Platform Singapore Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Tinggalkan Balasan