Misteri Nusantara – Main Petak Umpet Aku ingin berbagi pengalaman horor yang terjadi saat usiaku masih 6 tahun. Meski sudah lama berlalu, kejadian ini selalu membekas di ingatanku. Cerita ini nyata dan benar-benar terjadi.
Bermain di Rumah Paman
Waktu itu, aku dan kedua orang tuaku pergi ke rumah pamanku, Pak Herman, untuk menonton televisi. Kebetulan saat itu kami belum memiliki TV di rumah. Rumah Paman Herman tidak jauh dari rumah kami, hanya sekitar 20 langkah saja.
Orang tuaku asyik menonton acara di ruang tengah, sementara aku bermain petak umpet dengan dua sepupuku, Aldo dan Rini, anak-anak Paman Herman. Waktu itu sekitar jam delapan malam, setelah salat isya. Kami bermain di dalam rumah karena malam itu sedikit mendung.
Aku kalah dan harus menjadi penjaga. Tugasku menjaga tembok yang tidak boleh disentuh oleh pemain lain. Peraturannya sederhana: jika aku menemukan pemain yang sedang bersembunyi, aku harus berteriak, “HONG [nama pemain],” dan segera menyentuh tembok jaga sebelum pemain tersebut mendahuluiku. Jika aku kalah cepat, pemain itu dianggap berhasil lolos, dan aku harus memulai permainan lagi.
Pencarian yang Berujung Kengerian
Aku mulai menghitung dari satu sampai sepuluh sambil menutup mata. Setelah itu, aku mulai mencari Aldo dan Rini dengan hati-hati. Pertama, aku memeriksa kamar depan. Di bawah ranjang, aku melihat Aldo sedang berjongkok. Aku langsung berteriak, “HONG ALDO!” sambil berlari ke ruang tengah untuk menyentuh tembok. Aldo gugur, dan sekarang tinggal Rini yang harus kucari.
Aku mencari Rini di kamar tengah, tetapi dia tidak ada di sana. Aku melanjutkan pencarian ke kamar belakang. Kamar itu berfungsi sebagai gudang, penuh dengan barang-barang yang tidak terpakai. Tidak ada pintu di kamar itu, hanya kelambu transparan yang menutupi pintu masuknya. Lampu di dalam kamar mati, membuat suasana semakin suram.
Dari balik kelambu, aku melihat sepasang kaki di bawah celah kelambu. “Ah, itu pasti Rini,” pikirku. Aku langsung berjongkok dan meraih kedua kakinya sambil berkata, “HONG RINI!”
Namun… astaga!
Yang kulihat hanya kaki dari lutut ke bawah! Tidak ada badan, tangan, atau kepala! Aku terpaku beberapa detik, merasakan tekstur kulitnya yang dingin. Tapi kemudian rasa takut menyelimuti tubuhku. Aku langsung melepas kaki itu dan lari ke ruang depan sambil menangis.
Sakit Panas dan Pertolongan Orang Pintar
Ketakutan membuatku tidak mampu bercerita apa-apa kepada ibuku. Malam itu aku hanya diam dengan tubuh gemetar. Keesokan harinya, aku jatuh sakit. Demam tinggi menyerangku selama tiga hari. Ibuku, Bu Sri, akhirnya memanggil seorang tetangga yang dikenal sebagai orang pintar, Pak Darman.
Pak Darman datang membawa segelas air putih yang telah dirapalkan doa-doa. “Minum ini, dan istirahat ya,” katanya lembut. Aku meminum air tersebut dengan perasaan takut sekaligus berharap. Setelah itu, demamku perlahan mereda, dan aku mulai merasa lebih baik.
Penutup
Alhamdulillah, setelah kejadian itu aku tidak pernah lagi melihat hal-hal gaib. Bukannya mau, tapi amit-amit kalau sampai terjadi lagi! Kisah ini mengingatkanku untuk selalu berhati-hati, terutama ketika berada di tempat yang terasa berbeda atau angker. Demikianlah Misteri Nusantara – Main Petak Umpet.
Klik Disini, Daftar Platform Sydney Aman dan Terpercaya Sejak 2014
Tinggalkan Balasan