Misteri Nusantara- Pada suatu malam yang sunyi, Dian dan teman-temannya sedang dalam perjalanan pulang dari acara camping. Mereka melintasi jalan raya yang sepi, jauh dari keramaian kota. Tiba-tiba, mereka melihat sebuah bus tua yang terparkir di pinggir jalan. Bus Terbengkalai itu tampak sudah lama terbengkalai, dengan jendela-jendela yang pecah dan cat yang memudar. Meskipun seharusnya tidak ada bus yang berhenti di situ, rasa penasaran mereka mengalahkan rasa takut, dan mereka memutuskan untuk mendekati bus tersebut.
Suasana yang Aneh
Begitu mereka mendekat, sebuah rasa dingin yang aneh menyelimuti udara di sekitar bus. Lampu-lampu jalan yang redup seolah tidak cukup untuk menerangi bus yang terlihat lebih besar dan gelap dari biasanya. Di luar, tidak ada tanda-tanda kehidupan, hanya kesunyian yang mencekam. Ketika salah satu teman mereka, Andi, mencoba melihat ke dalam jendela, ia melihat bayangan samar di dalam bus. Namun, saat ia memeriksa lagi, bayangan itu menghilang begitu saja.
Melangkah Masuk
Meski merasa ragu, Dian mengajak teman-temannya untuk masuk ke dalam bus. Mereka membuka pintu yang berderit keras, dan masuk ke dalam kabin yang terasa pengap. Kursi-kursi di dalam berantakan, dengan debu tebal menutupi hampir seluruh permukaan. Namun yang paling mengejutkan, ada beberapa tanda tangan aneh di kaca jendela, seperti goresan tangan yang tampaknya baru. Mereka mulai merasa ada yang tidak beres, tapi rasa penasaran membuat mereka terus melangkah lebih jauh ke dalam bus yang sepi.
Suara Berbisik
Tiba-tiba, di tengah keheningan yang mencekam, mereka mendengar suara berbisik halus. “Jangan… keluar…” Suara itu terdengar seperti datang dari dalam bus, tetapi saat mereka menoleh, tidak ada seorang pun di sana. Hati mereka mulai berdebar keras, dan suasana menjadi semakin berat. Setiap langkah mereka seolah diikuti oleh bisikan yang semakin jelas. “Tinggalkan bus ini, atau kalian akan terperangkap selamanya,” suara itu semakin mengancam.
Kenangan Gelap di Balik Bus
Tiba-tiba, pintu belakang bus tertutup dengan keras, dan lampu kabin mulai berkedip-kedip. Dian dan teman-temannya panik. Mereka mencoba untuk keluar, namun pintu depan yang tadinya terbuka kini terkunci rapat. Salah satu teman, Riko, mencoba mencari jalan keluar lain melalui pintu belakang, namun ia terhenti di sebuah kursi yang tampaknya terlipat aneh. Di bawah kursi itu, Riko menemukan sebuah foto lama yang sudah sobek. Foto itu menunjukkan bus yang sama, dengan wajah para penumpang yang tampak sangat pucat dan kosong. Di bagian belakang foto tertulis: “Jangan pernah naik ke sini, atau kalian akan ikut terperangkap selamanya.”
Terperangkap dalam Waktu
Semakin lama mereka berada di dalam bus, waktu seakan berhenti. Jam di tangan mereka menunjukkan pukul 2:00 pagi, tetapi luar biasa, saat mereka melihat keluar jendela, langit tampak seperti siang hari. Pemandangan di luar bus berubah menjadi kabut tebal, dan jalanan yang semula sepi kini penuh dengan bayangan gelap yang bergerak perlahan. Mereka merasa terperangkap dalam dimensi yang berbeda, seolah-olah mereka tidak bisa keluar dari bus itu.
Penyelamatan yang Terlambat
Setelah beberapa saat terjebak, mereka akhirnya berhasil membuka pintu belakang bus dan keluar. Namun, begitu mereka menginjakkan kaki di luar, mereka menyadari sesuatu yang mengerikan: jalan yang mereka tempuh tadi tidak lagi ada. Mereka berdiri di tengah hutan lebat, jauh dari jalan raya yang mereka lewati sebelumnya. Semua tanda jalan menghilang, dan suara bisikan itu kini mengarah pada mereka: “Kalian sudah terlambat.”
Kengerian yang Belum Selesai
Setelah berjalan beberapa lama, mereka akhirnya menemukan jalan raya lagi, tetapi bus yang mereka lihat tadi sudah menghilang tanpa jejak. Mereka mencoba mencari bantuan, namun tidak ada seorang pun yang tahu tentang bus tersebut. Ketika mereka kembali ke kota, mereka menemukan bahwa bus itu hanya muncul di malam hari dan selalu menghilang keesokan harinya, meninggalkan hanya kenangan buruk bagi siapa pun yang mencobanya.
Namun, setiap malam, saat mereka tidur, mereka mendengar suara derit pintu bus dan bisikan yang semakin dekat, “Kalian akan kembali.”
Tinggalkan Balasan