Misteri Nusantara – Halaman Kosong Rumah Sebelah Reza dan keluarganya tinggal di kawasan Sentul, Bogor. Tepat di sebelah rumahnya berdiri sebuah rumah kosong. Reza tak pernah benar-benar tahu berapa lama rumah itu tak berpenghuni, tapi ia mengingat bahwa rumah itu pernah menjadi tempat tinggal sebuah keluarga. Saat masih kecil, ia sering mendengar suara tawa dari rumah itu. Namun, sejak bertahun-tahun lalu, rumah tersebut mendadak kosong tanpa penjelasan.
Setiap malam, Reza merasa ada sesuatu yang aneh. Suara tawa anak kecil sering terdengar dari arah rumah kosong itu. Tawa itu terdengar riang, namun ada sesuatu yang membuat bulu kuduknya meremang. Reza tidak pernah bercerita kepada ibunya. Ia memilih memendam rasa takutnya, hingga suatu malam yang tak terlupakan terjadi.
Panggilan dari Kegelapan
Malam itu, Reza sibuk mengerjakan tugas kuliahnya di meja belajar. Jarum jam hampir menunjukkan pukul dua belas malam. Suasana sunyi, hanya ditemani suara jarum jam yang berdetak pelan. Namun tiba-tiba, bulu kuduknya berdiri. Reza menggeleng, mencoba mengabaikan perasaan itu. Tapi suara lirih mulai terdengar.
“Reza… Reza…” suara itu samar, seperti datang dari kejauhan.
Ia terdiam. Jantungnya berdegup kencang. “Apa tadi ada yang memanggil?” gumamnya. Ia melirik ke jendela kamarnya yang menghadap langsung ke rumah kosong. Suara itu semakin jelas, seperti menggema di dalam kepalanya. Kali ini, ia tak bisa mengabaikan.
Dengan tangan gemetar, Reza mendekati jendela. Ia mengintip dari sela-sela gorden yang tertutup. Hatinya berdebar hebat saat melihat seorang anak kecil sedang berlari-lari di halaman rumah kosong itu.
“Siapa anak itu? Dari mana dia masuk?” pikir Reza dengan napas tersengal. Ia membuka sedikit gordennya agar bisa melihat lebih jelas. Anak itu tampak bermain sendiri, berlari ke sana kemari seolah menikmati sebuah permainan. Tapi suasana terasa semakin mencekam.
Tatapan Menyeramkan
Tiba-tiba, anak kecil itu berhenti berlari. Ia berdiri diam, menghadap langsung ke jendela kamar Reza. Tubuh Reza kaku, keringat dingin mengalir di dahinya. Wajah anak itu perlahan terlihat semakin jelas. Kulitnya pucat pasi, dipenuhi luka lebam. Tapi yang paling mengerikan, di kening kanannya ada luka besar yang menganga, darah segar menetes perlahan.
“Astaga…” Reza bergumam tanpa sadar. Anak itu menatapnya tajam, lalu tersenyum menyeringai. Tangannya yang kurus mengangkat perlahan, menunjuk langsung ke arah Reza. Bibirnya tetap diam, tapi suara tawa kecil terdengar semakin keras di kepala Reza.
“Tinggalkan aku!” teriak Reza dengan suara bergetar, lalu ia langsung berlari keluar kamar dan menuju kamar kakaknya.
Kisah Kelam di Balik Rumah Kosong
Keesokan harinya, Reza menceritakan pengalamannya kepada ibunya. Wajah ibunya berubah tegang. Setelah menarik napas panjang, ia mulai bercerita.
“Dulu, rumah itu ditempati oleh keluarga kecil. Mereka pasangan muda dengan seorang anak laki-laki,” kata ibunya. “Awalnya, mereka terlihat bahagia. Tapi beberapa bulan kemudian, keluarga itu sering bertengkar. Sampai suatu pagi, istri dan anak mereka ditemukan tewas dengan luka hantaman benda keras. Suaminya ditemukan gantung diri di kamar.”
Reza tertegun. “Anak kecil itu… siapa namanya, Bu?” tanyanya pelan.
“Ia bernama Aldi. Kamu mungkin lupa, tapi dulu kalian sering bermain bersama,” jawab ibunya.
Reza teringat bayangan masa kecilnya. Aldi adalah teman bermainnya yang ceria. Tapi kini, wajah Aldi yang ia lihat di malam sebelumnya jauh dari kata ceria. Luka di kening itu terus terbayang di benaknya.
Tinggalkan Balasan