Misteri Nusantara- SMA Tugu di Malang bukan hanya dikenal karena sejarah panjangnya, tetapi juga kisah mistis yang menyelimuti. Salah satu cerita paling terkenal adalah tentang bercak darah di salah satu lorong tua. Banyak siswa mengklaim bercak itu muncul tiba-tiba, meski sudah dibersihkan berkali-kali.
Malam di Sekolah
Ardi, seorang siswa kelas tiga, sedang mengikuti kegiatan belajar kelompok hingga larut malam di ruang kelas dekat lorong tua itu. Saat teman-temannya sudah pulang, dia tinggal sebentar untuk menyelesaikan tugas. Saat melintasi lorong, dia melihat lantai yang basah seperti habis dipel, tetapi ada bercak merah menyerupai darah yang tak henti menetes dari langit-langit.
Bisikan dari Lorong
Ardi berhenti dan menatap bercak itu. Tiba-tiba, dia mendengar bisikan pelan, “Kembalikan… kembalikan…” Suara itu bergema dari lorong yang gelap. Dia merasa tengkuknya meremang, tetapi tetap memberanikan diri untuk melihat ke sekeliling. Tidak ada siapa-siapa, hanya lantai dingin dengan bercak darah yang terlihat semakin melebar.
Peringatan dari Penjaga Sekolah
Keesokan harinya, Ardi menceritakan kejadian itu kepada penjaga sekolah, Pak Hasan. Wajah Pak Hasan langsung berubah serius. “Jangan main-main di lorong itu, Nak. Dulu ada seorang siswi yang tewas di sana karena jatuh dari lantai atas. Sampai sekarang, arwahnya masih mencari keadilan.” Pak Hasan memperingatkan agar Ardi tidak lewat lorong itu sendirian.
Misteri di Ruang Kepala Sekolah
Ardi, penasaran dengan cerita itu, mulai menyelidiki bersama temannya, Sinta. Mereka menemukan arsip lama di ruang kepala sekolah yang mencatat kematian seorang siswi bernama Dini pada tahun 1985. Dia tewas dalam kondisi misterius, tetapi kasus itu ditutup tanpa penjelasan jelas. Beberapa rumor menyebutkan Dini adalah korban perundungan dari teman-temannya.
Penampakan Malam Jumat
Pada malam Jumat, Ardi dan Sinta kembali ke sekolah untuk membuktikan keberadaan arwah Dini. Saat mereka melewati lorong tua, bercak darah kembali muncul, tetapi kali ini lebih jelas. Tiba-tiba, sosok siswi dengan seragam kusam muncul di ujung lorong, wajahnya pucat dengan darah mengalir dari dahinya. “Kenapa kalian di sini?” suaranya bergetar.
Kebenaran yang Terkubur
Ardi dan Sinta berhasil melarikan diri, tetapi kejadian itu meninggalkan trauma mendalam. Mereka melaporkan temuan mereka kepada guru, yang kemudian membuka kembali arsip kematian Dini. Ternyata, Dini memang diintimidasi hingga jatuh dari lantai atas. Sejak saat itu, pihak sekolah memasang pengamanan ekstra di lorong tersebut, tetapi bercak darah di lantai SMA Tugu tetap muncul, seakan menjadi tanda bahwa arwah Dini belum tenang
Tinggalkan Balasan