Misteri Nusantara- Dika Korban Bully yang Menjadi Balas Dendam Untuk Masa Lalu yang Kelam Di sebuah sekolah menengah ia selalu menjadi sasaran perundungan.  Tubuhnya yang kurus dan penampilannya yang berbeda membuatnya sering menjadi bahan ejekan teman-temannya. Mereka sering memanggilnya dengan nama-nama kasar, mengejek cara bicaranya, bahkan mencemooh semua yang dia lakukan. Dika merasa kesepian dan tak ada seorang pun yang peduli. Setiap hari, dia pulang dengan hati hancur, berharap bisa melupakan hari-harinya yang penuh penderitaan. Namun, rasa sakit itu terus menggerogoti hatinya, dan dia mulai merasakan kebencian yang semakin dalam terhadap mereka yang telah menyiksanya.

Perubahan Dika

Suatu hari, setelah bertahun-tahun menderita, Dika menghilang dari sekolah tanpa kabar. Teman-temannya, yang dulu membuli dan menganggapnya lemah, tidak terlalu menghiraukannya. Namun, beberapa bulan kemudian, mereka mulai mendengar kabar aneh. Dika kembali ke kota, tetapi kali ini dia tampak berbeda—dia lebih berisi, lebih tenang, dan ada sesuatu yang tajam di matanya. Sejak kepulangannya, banyak yang merasa aneh dengan kehadiran Dika. Ketika berpapasan dengannya, beberapa teman yang dulu membuli mulai merasakan ketakutan yang tak bisa dijelaskan. Ada yang merasa seolah-olah Dika sedang mengawasi mereka, menunggu waktu yang tepat untuk membalas perlakuan buruk mereka.

Hantu Korban Bully yang Mencari Balas Dendam
Hantu Korban Bully yang Mencari Balas Dendam

Kejadian Aneh

Hari demi hari, kejadian-kejadian aneh mulai terjadi di sekolah. Buku-buku di ruang kelas sering hilang, pintu-pintu terkunci sendiri, dan suara-suara aneh terdengar di lorong yang sepi. Pada awalnya, para guru dan siswa mengira itu hanya kebetulan atau mungkin kelalaian. Namun, beberapa dari mereka mulai merasa tidak nyaman. Teman-teman Dika yang dulu membulinya mulai merasakan tekanan, seolah-olah ada yang mengawasi mereka setiap saat. Mereka merasa gelisah, dan beberapa dari mereka mulai mengalami mimpi buruk yang sama—Dika berdiri di depan mereka, matanya penuh kebencian.

Balas Dendam yang Tak Terduga

Suatu malam, beberapa siswa yang dulu membuli Dika berkumpul di sebuah taman di luar sekolah. Mereka berbicara tentang Dika, yang kini terlihat sangat berbeda, dan beberapa dari mereka mulai merasa bersalah. Namun, saat mereka berbicara, lampu taman tiba-tiba mati. Suasana menjadi gelap, dan hawa dingin menyelimuti mereka. Tiba-tiba, mereka mendengar langkah kaki yang mendekat. Saat mereka berbalik, mereka melihat sosok Dika berdiri di depan mereka, wajahnya tersenyum dengan cara yang menyeramkan.

PAUS4D : Platform Game Online Aman dan Terpercaya
PAUS4D : Platform Game Online Aman dan Terpercaya

Sebelum mereka sempat berteriak, Dika mulai berbicara dengan suara yang dingin, “Kalian semua pikir kalian bisa menghancurkan hidupku tanpa akibat? Sekarang giliran kalian.” Dalam sekejap, lampu taman kembali menyala, tetapi para siswa itu sudah menghilang. Mereka mencari teman-teman mereka di sekitar taman, namun tidak ada satu pun yang terlihat. Hanya ada jejak-jejak kaki yang mengarah ke sebuah gedung tua yang sudah lama ditinggalkan.

Hantu Dika yang Terus Menghantui

Keesokan harinya, pihak sekolah menerima laporan bahwa beberapa siswa yang terlibat dalam perundungan terhadap Dika telah hilang tanpa jejak. Mereka mencari kemana-mana, namun tak ada tanda-tanda keberadaan mereka. Beberapa orang mulai menduga bahwa ada sesuatu yang sangat buruk terjadi. Hanya satu yang mereka tahu—Dika, yang dulu selalu menjadi korban bully, kini telah berubah menjadi sesuatu yang menakutkan. Hantu Dika seolah-olah kembali untuk membalas dendam, tak membiarkan satu pun dari mereka yang menghinanya pergi begitu saja.

Setiap malam, warga yang tinggal di sekitar sekolah mulai mendengar suara-suara aneh, seperti langkah kaki dan tangisan yang tak jelas asal-usulnya. Mereka yang dulu membuli Dika, kini dihantui oleh bayangannya. Dan meskipun mereka mencoba untuk melupakan masa lalu, Dika, yang telah menjadi sosok yang tak terduga, selalu ada di balik bayangan mereka, menunggu waktu yang tepat untuk melampiaskan amarahnya.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *