Kedatangan Tamu Misterius
Suatu malam, seorang pria misterius tiba di desa itu. Ia mengenakan pakaian serba hitam dengan topi besar yang menutupi wajahnya. Tak seorang pun tahu darimana asalnya. Pria itu langsung menuju rumah Kepala Desa, sebuah rumah tua di ujung desa. Ketika ia memasuki rumah, pintu langsung tertutup rapat, dan warga desa mulai berbisik-bisik. Mereka merasa ada yang tidak beres, namun tidak ada yang berani mengajukan pertanyaan. Semenjak kedatangannya, suasana desa semakin mencekam.
Persugihan yang Menyiksa
Hari demi hari, kejadian aneh semakin sering terjadi. Tanaman terus mati, ternak hilang secara misterius, dan suara-suara aneh terdengar di malam hari. Warga mulai curiga bahwa Kepala Desa terlibat dalam sebuah persugihan, sebuah ritual gelap yang dapat memberi kekayaan, tetapi dengan harga yang sangat mahal—jiwa dan ketenangan batin. Kepala Desa, yang dulu ramah, kini mengurung diri di rumahnya, dan matanya tampak kosong. Beberapa warga yang mencoba menyelidiki mulai menghilang tanpa jejak, semakin menguatkan rumor tersebut.
Kutukan yang Tak Terelakkan
Seorang pemuda bernama Ardi merasa penasaran dan memutuskan untuk mencari tahu kebenaran. Ia mendekati rumah Kepala Desa pada malam hari dan mengintip melalui jendela. Apa yang ia lihat membuat darahnya membeku. Kepala Desa berdiri di tengah ruangan, dikelilingi simbol-simbol aneh yang digambar dengan darah. Cahaya merah yang aneh memancar dari ruangan itu, menciptakan suasana yang sangat menakutkan. Ardi menyadari bahwa ia telah menyaksikan sesuatu yang sangat terlarang. Ketakutan menguasainya, dan ia berlari keluar dengan cepat, berusaha melarikan diri dari tempat itu.
Akhir yang Mengerikan
Namun, Ardi tidak bisa melarikan diri dari kutukan yang kini mengikutinya. Begitu ia kembali ke rumah, tubuhnya terasa semakin lemas. Matanya menghitam, dan kekuatan gelap mulai merasuki dirinya. Ia tahu, kutukan persugihan telah mengincarnya. Sejak malam itu, Ardi menghilang tanpa jejak. Warga yang tersisa mulai semakin takut, sadar bahwa mereka kini terperangkap dalam lingkaran kutukan yang tidak akan pernah berakhir.
Tinggalkan Balasan