Misteri Nusantara- Hantu yang Mengikuti Seorang Anak Perempuan namanya Amelia, seorang gadis berusia 9 tahun, sedang bermain boneka di kamar tidurnya. Amelia, seorang gadis berusia 9 tahun, sedang bermain boneka di kamar tidurnya. Rumah tua tempat ia tinggal bersama orang tuanya sering terasa sepi, terutama setelah sang ayah bekerja di luar kota. Tapi Amelia merasa nyaman, tidak merasa kesepian. Hingga suatu hari, ia melihat sesuatu yang aneh di cermin kamarnya.
Saat sedang memainkan bonekanya, Amelia melihat sosok perempuan muda berdiri di belakangnya melalui cermin. Wajahnya pucat, dengan mata yang kosong dan tatapan yang begitu kosong, seakan sedang menatap jauh ke dalam dirinya. Amelia cepat-cepat menoleh ke belakang, namun tak ada siapa pun di sana. Hanya ada bayangan dari tirai yang tertiup angin. Dia berusaha menepis rasa takutnya, tapi perasaan aneh itu tetap saja menggantung.
Suara Langkah Kaki
Beberapa malam setelah kejadian di cermin, suara langkah kaki mulai terdengar di rumah. Tidak ada yang bisa menjelaskan sumbernya. Amelia mendengar langkah kaki pelan, seakan-akan seseorang sedang berjalan di lorong depan kamarnya. Awalnya, dia mengira itu hanya suara dari rumah yang tua, atau mungkin suara dari langit-langit. Namun, malam demi malam suara itu semakin jelas dan semakin mendekat. Amelia berusaha tidur dengan selimut menutupi kepalanya, namun suara langkah itu selalu hadir, makin mendekat setiap kali.
Suatu malam, Amelia merasa terdorong untuk memeriksa sumber suara itu. Ia membuka pintu kamar dan berjalan pelan di lorong gelap. Langkah kakinya terasa berat, dan suasana rumah semakin sunyi. Ketika ia mendekat ke ruang tamu, suara langkah itu tiba-tiba berhenti. Amelia menelan ludah, merasa ada yang tidak beres.
Sosok yang Mengikutinya
Pada suatu malam yang sangat gelap, ketika Amelia sedang berjalan pulang dari rumah neneknya yang tidak jauh dari rumah, ia merasakan sesuatu yang aneh. Seperti ada seseorang yang mengikutinya, tapi saat ia menoleh ke belakang, tidak ada siapa pun di jalanan yang sepi itu. Namun, perasaan cemas itu semakin menekan dadanya. Tiba-tiba, ada suara pelan yang bergema dari belakangnya.
“Amelia…” suara itu terdengar begitu jelas, seperti bisikan di telinganya.
Amelia berlari secepat mungkin, mengabaikan rasa takut yang menyelimutinya. Ketika ia sampai di depan rumah, pintu rumahnya seakan terbuka sendiri, dan ada angin dingin yang menyapa wajahnya. Sosok yang mengikutinya kini semakin nyata. Di sudut jalan, ia melihat bayangan putih melayang di udara, wajahnya pucat, dengan mata yang kosong.
Pengakuan dari Nenek
Keesokan harinya, Amelia memberanikan diri untuk bercerita kepada neneknya. Nenek yang sangat dekat dengannya mendengarkan dengan seksama. Ketika Amelia selesai bercerita, neneknya menatapnya dengan tatapan serius. “Itu bukan hal biasa, Amelia,” kata nenek dengan suara pelan. “Ada cerita lama di desa ini. Dulu, ada seorang gadis muda yang meninggal di rumahmu. Dia mencari teman, dan jika ada yang melihatnya, dia akan mengikutinya.”
Amelia merasa tubuhnya menjadi kaku. “Apa maksudnya?” tanya Amelia dengan suara gemetar.
“Dia bukan hantu yang jahat,” jawab nenek dengan penuh kebijaksanaan. “Namun, dia sangat kesepian. Dia mencari seseorang yang bisa mendengarkan dan menemani kepergiannya.”
Ritual untuk Melepaskan
Nenek Amelia kemudian menceritakan cara untuk membebaskan roh yang terjebak. Hanya dengan mengucapkan sebuah doa dan meletakkan bunga di bawah pohon yang tumbuh di belakang rumah, roh itu bisa dipertemukan dengan kedamaian. Amelia mengikuti saran neneknya, meskipun hatinya penuh keraguan.
Pada malam hari, dengan tangan gemetar, Amelia membawa sekeranjang bunga dan pergi ke halaman belakang rumah. Di sana, di bawah pohon yang sudah lama berdiri, Amelia meletakkan bunga-bunga itu dan mengucapkan doa yang diajarkan nenek. Tak lama setelah itu, angin mulai berhembus, membawa aroma bunga yang harum. Amelia merasa ada sesuatu yang berubah di udara, seolah ada ketenangan yang mulai meresap.
Akhir yang Tenang
Setelah malam itu, hantu yang mengikuti Amelia tidak pernah lagi muncul. Langkah kaki yang selalu terdengar di malam hari menghilang, dan rumah yang sebelumnya terasa begitu gelap dan sunyi kini terasa lebih terang. Amelia merasa seolah ada sesuatu yang berat telah terangkat dari pundaknya.
Hari-hari berlalu, dan meskipun Amelia tidak lagi melihat sosok itu, dia selalu mengingatnya dengan penuh rasa kasihan. Hantu yang pernah mengikuti hidupnya kini telah menemukan kedamaian, berkat keberaniannya dan doa yang tulus. Amelia belajar bahwa, terkadang, roh yang mengganggu bukanlah karena kebencian, melainkan karena kesepian yang dalam, dan bahwa pengertian serta belas kasih dapat mengubah segalanya.
Tinggalkan Balasan