Ritual Satanic – Bulan malam itu penuh dan pekat, memancarkan cahaya redup yang membuat suasana semakin mencekam. Di sebuah desa terpencil, tersembunyi di balik hutan lebat, terdapat sebuah rumah tua yang sudah lama ditinggalkan. Tak ada yang berani mendekatinya, kecuali mereka yang mencari kekayaan atau ketenaran dengan cara singkat—cara yang gelap dan berbahaya.
Farhan, seorang pemuda ambisius yang ingin terkenal di dunia hiburan, mendengar desas-desus tentang ritual satanic yang bisa memberinya popularitas instan. Ia merasa frustrasi karena usahanya di dunia hiburan tak kunjung membuahkan hasil. Setelah mencari informasi di internet, Farhan menemukan cerita tentang ritual kuno yang konon bisa membuat siapa pun terkenal dalam semalam, asalkan mereka bersedia melakukan persembahan kepada kekuatan kegelapan.
Awal Mula Keinginan yang Berbahaya
Suatu malam, setelah berbulan-bulan gagal dalam kariernya, Farhan memutuskan untuk melakukan ritual tersebut. Tanpa banyak berpikir, Farhan setuju. Guntur mulai melantunkan mantra-mantra dalam bahasa asing yang tak Farhan mengerti. Suara mantra itu terdengar seperti bisikan-bisikan mengerikan dari dunia lain.
Malam Ritual Satanic yang Mengubah Segalanya
Pada suatu malam, setelah berbulan-bulan merasakan kegagalan dalam kariernya, Farhan akhirnya memutuskan untuk melakukan ritual tersebut. Dengan bantuan seorang paranormal misterius bernama Guntur, Farhan dibawa ke Rumah Kegelapan itu.
Tanpa ragu, Farhan setuju untuk melanjutkan. Setelah itu, Guntur mulai melantunkan mantra-mantra dalam bahasa asing yang tidak bisa dipahami oleh Farhan. Suara mantra itu terdengar seperti bisikan-bisikan mengerikan dari dunia lain.
Ketika jarum jam menunjukkan tengah malam, suasana semakin mencekam. Tiba-tiba, udara di sekitar mereka terasa berat dan dingin. Lilin-lilin yang semula menyala terang mulai bergetar, seakan terancam padam. Pada saat itulah, Guntur meminta Farhan untuk menutup matanya dan meneteskan darah sebagai persembahan. “Ini harga yang harus kau bayar,” ujar Guntur dengan tenang.
Beberapa detik kemudian, terdengar suara jeritan nyaring dari sudut gelap ruangan. Farhan membuka matanya dan melihat bayangan hitam besar yang menyerupai sosok iblis berdiri di hadapannya. Wajah iblis itu tersenyum licik, memperlihatkan gigi-giginya yang tajam.
“Iblis itu telah menerima persembahanmu,” kata Guntur, dengan matanya bersinar di tengah kegelapan. “Mulai sekarang, kau akan mendapatkan segala yang kau inginkan. Namun, ingat, ada harga yang lebih besar yang harus kau bayar nanti.”
Tinggalkan Balasan