Misteri Nusantara- Di sebuah desa yang terletak jauh dari keramaian kota, ada sebuah warung tua yang tak pernah sepi pengunjung. Warung itu dikenal sebagai tempat makan yang murah dan selalu ramai, bahkan meski sudah lewat tengah malam. Pemiliknya, seorang pria tua bernama Pak Tono, selalu menyambut pelanggan dengan senyuman ramah dan menawarkan menu yang tampak sederhana, namun selalu lezat. Namun, di balik keramaian warung itu, ada desas-desus yang beredar di kalangan penduduk desa—bahwa warung ini bukanlah tempat biasa, melainkan memiliki sesuatu yang lebih dari sekadar rasa enak.
Keberuntungan yang Tertukar
Sejak pertama kali membuka warung, Pak Tono selalu berusaha keras menjaga usahanya agar berkembang. Suatu hari, seorang tetua desa memberinya sebuah amulet kecil sebagai tanda penglaris usaha. “Ini bisa membuat bisnismu laris,” kata sang tetua sambil memberikan amulet itu dengan wajah serius. Awalnya, Pak Tono ragu, tapi setelah mencoba, semuanya berubah. Warungnya mulai dipenuhi pelanggan setiap hari, bahkan lebih ramai dari sebelumnya. Laba pun terus mengalir, dan Pak Tono merasa sangat beruntung. Namun, tak lama setelah itu, beberapa kejadian aneh mulai terjadi.
Tanda-Tanda Keanehan
Pak Tono mulai merasakan sesuatu yang ganjil di warungnya. Meskipun pelanggan selalu datang dengan senyum, ada rasa aneh yang menyelimuti setiap sudut warung. Beberapa pengunjung mulai terlihat tergesa-gesa setelah makan, dan beberapa lainnya tampak kebingungan, seperti orang yang baru saja terbangun dari mimpi buruk. Yang paling mencurigakan, setiap kali warungnya semakin ramai, suasana di sekitar menjadi lebih gelap, meskipun di luar terang benderang. Pak Tono mulai sering melihat bayangan-bayangan yang bergerak cepat di sudut mata, dan suara lirih yang datang dari arah dapur—suara bisikan yang terasa sangat asing.
Pelanggan yang Tak Pernah Keluar
Suatu malam, setelah warung tutup, Pak Tono mendapati ada seorang pria yang masih duduk di meja makan, meski sudah larut. Ia tersenyum lebar, tetapi senyuman itu terasa sangat menyeramkan. Pak Tono mendekat, dan pria itu hanya berkata, “Makanan ini benar-benar luar biasa. Saya tak pernah merasa puas seperti ini sebelumnya.” Namun, ketika Pak Tono menawarkan untuk membersihkan meja dan menutup warung, pria itu berdiri dan berjalan ke pintu, menghilang begitu saja. Tidak ada suara langkah kaki. Ketika Pak Tono mengecek, ia terkejut. Pria itu tak ada di luar warung. Bahkan, tidak ada jejak yang tertinggal di tanah.
Rahasia Amulet Penglaris
Semakin malam, semakin banyak pengunjung yang datang dan tak pernah kembali ke dunia nyata. Pak Tono mulai terobsesi dengan amulet yang diberikan oleh tetua desa. Ia merasa semakin banyak yang datang, semakin banyak pula yang hilang tanpa jejak. Di malam yang sangat gelap, Pak Tono memutuskan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia membuka amulet itu dan menemukan sebuah tulisan yang tampaknya berbahasa kuno di dalamnya: “Setiap keberuntungan datang dengan harga. Mereka yang dilayani oleh penglaris ini tak akan pernah kembali.”
Warung yang Terjebak dalam Waktu
Keesokan harinya, warung Pak Tono masih terlihat seperti biasa, dengan pelanggan yang terus berdatangan. Namun, kali ini, Pak Tono merasa ada yang aneh. Semakin lama ia melayani, semakin banyak wajah yang tampak kosong, seperti orang yang terperangkap dalam dimensi lain. Tak ada jalan keluar. Pada saat itulah, Pak Tono menyadari bahwa warungnya telah menjadi sebuah perangkap, tempat di mana jiwa-jiwa yang tertarik akan terperangkap selamanya dalam putaran usaha yang tak pernah berhenti.
Kehilangan Tanpa Akhir
Kini, warung itu tetap berdiri di tengah desa, selalu ramai dengan pelanggan yang datang dan pergi. Namun, bagi mereka yang tahu, warung Pak Tono bukan lagi tempat untuk makan, tetapi sebuah tempat penglaris yang mengikat jiwa siapa saja yang masuk. Tak ada lagi yang bisa keluar hidup-hidup. Dan setiap malam, suara lirih terdengar dari dalam warung, seolah meminta seseorang untuk menemani mereka di dalam kegelapan yang tak pernah berakhir.
Tinggalkan Balasan