Awal Malam yang Tenang
Misteri Nusantara – Hantu Tengkorak di Kebun Namaku Andi, aku tinggal di sebuah desa kecil di daerah perbukitan. Rumahku sederhana, dikelilingi kebun yang luas. Ada berbagai macam tanaman di sana, seperti durian, kelapa, jagung, dan jambu. Meskipun suasananya asri, ketika malam tiba, kebunku berubah menjadi tempat yang gelap dan sepi. Dengan hanya lampu dari rumah, sudut-sudut kebun sering kali terasa mencekam.
Malam itu, hujan rintik-rintik menambah kesan misterius di sekitar rumah. Ibuku yang sedang mencuci piring tiba-tiba memanggilku. “Andi, coba cek mesin air, kenapa airnya tidak keluar?” pintanya dengan suara agak khawatir.
Aku mengambil senter dan payung, bersiap menyusuri jalan setapak menuju sumber air yang letaknya sekitar 25 meter dari rumah. Meski jaraknya tidak terlalu jauh, suasana malam yang gelap membuat perjalanan terasa lebih panjang.
Suara dari Tanaman Jagung
Saat sampai di mesin air, aku melihat ada daun kering yang menyumbat selang. “Oh, cuma ini masalahnya,” gumamku sambil membersihkan daun tersebut. Setelah memastikan air mengalir kembali, aku menyalakan senter dan mulai berjalan kembali ke rumah.
Namun, baru beberapa langkah, aku mendengar suara aneh dari arah tanaman jagung. “Srek… srek… srek…” Suara itu terdengar seperti langkah kaki di antara dedaunan. Aku berpikir itu mungkin tupai atau ular, karena binatang-binatang seperti itu memang sering terlihat di kebun.
Tapi, suara itu semakin dekat. “Sreeek… sreeek…” Aku menghentikan langkah dan mencoba menyorotkan senter ke arah suara tersebut, tetapi tidak ada apa-apa.
Pertemuan dengan Sosok Mengerikan
Aku mencoba melanjutkan perjalanan meski rasa takut mulai merayap. Namun, langkahku terhenti ketika tiba-tiba sosok tinggi menyerupai tengkorak muncul dari balik tanaman jagung. Tubuhnya hanya terdiri dari tulang, persis seperti tengkorak di laboratorium IPA.
“Tengkorak…?” bisikku pada diri sendiri dengan napas tercekat. Sosok itu melintas di depanku, melewati jalan setapak, dan kembali masuk ke dalam tanaman jagung di seberang. Aku berdiri terpaku, tak bisa bergerak.
“An… Andi, kau lihat itu?” Suara ayahku yang tiba-tiba muncul di pikiranku teringat akan ceritanya dulu. “Tengkorak itu memang ada,” katanya suatu malam, tetapi aku tidak pernah mempercayainya.
Pelarian Panik
Setelah sosok itu menghilang, aku tidak berpikir panjang. Aku melemparkan payungku dan berlari sekuat tenaga menuju rumah. Kegelapan kebun terasa seperti mengejarku, setiap langkah terasa berat di jalan yang licin. “Jangan lihat ke belakang… jangan lihat ke belakang…” aku terus mengingatkan diriku sendiri.
Sesampainya di rumah, aku langsung mengunci pintu dan menarik napas panjang. Ibuku yang melihatku pucat langsung bertanya, “Andi, ada apa?”
Aku hanya menggeleng, masih terlalu shock untuk menjelaskan. Ketika tenang, aku berkata pelan, “Bu… aku melihat tengkorak itu.”
Ibuku hanya diam sejenak, kemudian berujar, “Mungkin ini saatnya kita memasang lampu di kebun. Kau tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya ada di luar sana.”
Epilog
Pengalaman itu membuatku tidak pernah lagi berjalan sendirian di kebun pada malam hari. Sosok tengkorak itu kini menjadi bagian dari cerita seram yang kusimpan, dan setiap kali aku melihat kebun, bayangannya masih menghantuiku.
Apakah benar itu arwah penasaran? Atau hanya halusinasi akibat ketakutan? Aku tidak tahu. Yang pasti, malam itu telah mengubah pandanganku tentang kebunku sendiri. Misteri Nusantara – Hantu Tengkorak di Kebun.
Tinggalkan Balasan