Misteri Nusantara – Pengalaman Saat Perjalanan Dinas Hari Jumat lalu, aku baru saja kembali ke Jakarta setelah seminggu melakukan perjalanan dinas ke Pulau Kalimantan. Aku berangkat bersama tim audit. Tadinya, aku ingin mengajak stafku, tapi karena ada kegiatan di Jakarta dan meeting di Bekasi, aku memintanya untuk tetap di sana. Kegiatan kami di Kalimantan sebenarnya biasa saja, namun ada satu kejadian yang sangat membekas dan wajib kubagikan.

Malam di Mess yang Tenang

Seperti biasa, kami tiba di mess dan segera disambut dengan berbagai makanan dan minuman. Setelah mengisi perut, kami memutuskan untuk segera istirahat. Malam itu, kami tidur berempat dalam satu kamar, meskipun sebenarnya ada tiga kamar di mess. Alasannya sederhana, biar lebih seru.

Keesokan paginya, kami memulai aktivitas yang cukup melelahkan. Kami menjalankan sebuah misi dari direktur untuk kemajuan perusahaan. Selesai bekerja, pukul 17.00 kami kembali ke mess. Setelah mandi, kami duduk santai di ruang tengah sambil menonton televisi.

“Mau makan sekarang, Pak? Biar saya masak dulu,” tanya pelayan mess, Bu Sari.

“Ada bakso nggak di sekitar sini, Bu?” tanya Iwan, salah satu rekanku.

Pengalaman Saat Perjalanan Dinas
Pengalaman Saat Perjalanan Dinas

“Ada, Pak, tapi lumayan jauh, di perumahan karyawan blok C,” jawab Bu Sari.

“Dimana tuh?” tanya Iwan sambil melirik ke arahku.

“Di dekat sekolah SD. Sekitar dua kilometer dari sini,” jawabku sambil menunjuk arah kasar dengan dagu.

“Bakso aja, yuk, Pak,” bujuk Iwan.

Aku mengangguk setuju, dan kami memutuskan untuk mencari bakso saja.

Perjalanan di Tengah Kegelapan

Karena mobil sedang digunakan ke kota, Pak Karmin, penjaga mess, hanya bisa meminjamkan dua motor. Setelah menerima kunci motor, ia sempat memperingatkan, “Hati-hati, Pak, jalannya gelap dan jelek.”

Kami pun berangkat berempat. Aku membonceng Rudi, sedangkan Iwan berboncengan dengan Fikri. Jalan menuju lokasi benar-benar gelap gulita. Lampu penerangan hanya ada di sekitar perumahan. Kami terpaksa berkendara pelan-pelan karena jalanan berbatu dan tidak rata.

Saat sedang melaju, tiba-tiba aku menghentikan motorku.

“Kenapa berhenti, Pak?” tanya Rudi dengan nada heran.

“Ssst… kalian dengar nggak?” bisikku.

ISOTOTO : Platform Game Online Terpercaya di Indonesia
ISOTOTO : Platform Game Online Terpercaya di Indonesia

“Hah? Dengar apa?” Fikri ikut bertanya.

Tiba-tiba terdengar suara tawa melengking, “Hihihihi…”, samar-samar dari kejauhan. Kami berempat langsung terdiam.

“Sudah, jalan saja,” ujar Rudi dengan suara bergetar.

Aku mencoba menguatkan diri dan kembali menyalakan motor. Namun, baru saja aku ingin memutar gas, sesuatu muncul tepat di depan kami. Sosok wanita berpakaian putih melayang di udara. Rambutnya panjang dan kusut, wajahnya lonjong, dan dagunya terlalu panjang untuk ukuran manusia. Matanya putih semua, dikelilingi lingkaran hitam menyeramkan.

“Hihihihihi…” Suaranya kembali terdengar, kali ini lebih keras dan melengking.

Kepanikan di Jalanan Berbatu

Aku tak mampu bergerak. Tanganku gemetar, dan tubuhku kaku di atas motor. Rudi yang lebih sigap langsung memutar balik motorku. “Pak, kita balik!” teriaknya.

“Iwan, putar balik sekarang!” seru Rudi kepada mereka yang berada di belakang.

“Aaaaah!” teriak Fikri. Tanpa berpikir panjang, mereka segera memutar motor dan melesat lebih dulu.

Kami juga memacu motor dengan kecepatan penuh, tak peduli jalanan berbatu. Saat melaju, aku sempat melihat sosok itu mengejar kami melalui kaca spion. Tawanya terus terdengar, “Hihihihihi…”, seperti semakin mendekat.

Ketika akhirnya kami memasuki gerbang mess, suara tawa itu lenyap begitu saja. Kami langsung turun dari motor dengan tubuh gemetar. Tak ada satu pun dari kami yang berbicara. Hanya ada suara nafas yang berat dan ekspresi wajah pucat.

Malam yang Sulit Dilupakan

“Kruuuk…” Terdengar suara perut seseorang. Kami saling melirik dengan lemas, mencoba menenangkan diri.

“Itu siapa yang lapar? Jangan bilang itu suara…” kata Iwan mencoba bercanda, meskipun suaranya terdengar goyah.

“Sudah, jangan bicara macam-macam. Kita masuk, ngopi, terus tidur!” potong Rudi tegas.

Malam itu, tak ada yang berani keluar kamar. Bahkan aku yang biasanya pemberani, hanya bisa berdoa agar tidak bertemu sosok menyeramkan itu lagi. Esok harinya, meskipun matahari sudah terbit, kami tetap enggan membicarakan apa yang terjadi. Kejadian itu menjadi pengalaman horor yang tak akan kulupakan selama hidupku. Misteri Nusantara – Pengalaman Saat Perjalanan Dinas .

Klik Disini, Daftar Platform Sydney Aman dan Terpercaya


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *