Mitos yang Melekat di Kalimantan
Mitos Telur Ayam Kampung Pada awal tahun 2010, di sebuah daerah terpencil di Kalimantan, muncul sebuah mitos yang membuat banyak orang, baik penduduk asli maupun perantauan, merasa was-was. Cerita ini menyebutkan bahwa membawa telur ayam kampung melalui hutan malam hari akan membawa petaka. Sebagian orang menganggapnya sebagai cerita horor yang tak lebih dari sekadar cerita rakyat, tapi beberapa orang yang pernah mengalaminya tidak bisa melupakan kejadian yang mengerikan itu.
Perjalanan Malam yang Tak Terlupakan
Suatu malam, sekitar pukul 20.00, saya bersama dua teman, Dito dan Aji, sedang membeli kebutuhan pangan setelah mendapatkan gaji. Kami harus melewati hutan tropis dan kebun sawit yang jaraknya sekitar tiga jam dari pasar. Waktu itu, Aji memutuskan untuk membeli telur ayam kampung, meski saya mengingatkan dia tentang mitos yang sudah banyak dibicarakan orang-orang.
“Aji, jangan bawa telur ayam kampung lewat hutan malam-malam. Ada yang bilang itu nggak baik,” ujar saya, mencoba mencegah.
Aji hanya tertawa, “Ah, itu cuma mitos. Lagian, kalau balik lagi besok, jauh banget. Kita doa aja semoga nggak ada apa-apa.”
Saya pun terdiam, meski dalam hati, saya berharap mitos itu hanya cerita belaka. Kami melanjutkan perjalanan, dengan hati-hati menghindari kecepatan tinggi, karena hutan yang kami masuki terbilang sepi.
Teror Suara Aneh di Hutan
Sekitar 15 menit setelah masuk ke dalam hutan, suasana mulai berubah mencekam. Tiba-tiba, terdengar suara cekikikan perempuan yang sangat jauh, namun jelas terdengar di telinga kami. Kami saling berpandangan, mencoba mencari sumber suara itu, namun tak ada siapa-siapa.
Tiba-tiba, terdengar suara keras yang membuat kami terlonjak, “GUBRAK!” Motor Aji jatuh, seolah-olah ada yang menariknya dari samping. Aji terpental sekitar empat meter dari motornya. Saya dan Dito langsung panik.
Saya memeriksa Aji yang tergeletak, dan melihat luka parah di paha dan pundaknya. “Innalillahi,” saya bergumam. Tak ada sinyal di area itu, membuat kami terpaksa meminta bantuan ke desa terdekat.
Keanehan yang Mengusik
Saat saya dan Dito merawat Aji yang terluka, saya mulai memeriksa barang-barang bawaan mereka. Telur ayam kampung yang dibeli Aji ternyata masih utuh, tak ada yang pecah meski tumpukan barang dan motor jatuh menimpa plastik tempat telur itu. Telinga saya merinding saat menyadari betapa anehnya kejadian ini. Saya pun meninggalkan telur itu di sana, tidak membawanya kembali.
Setelah dua jam, ambulans datang dan membawa Aji dan Dito yang masih terluka. Motor mereka dibawa oleh teman kami yang lainnya.
Pengalaman Mengerikan yang Tak Terlupakan
Keesokan harinya, saya menjenguk Aji dan Dito yang berada di klinik terdekat. Mereka menceritakan kejadian aneh yang mereka alami sebelum jatuh. Ternyata, sebelum motor terjatuh, mereka melihat sosok makhluk besar yang melayang di atas mereka. Makhluk itu tampak mengeluarkan lendir yang menetes ke tangan mereka. Aji yang penasaran melihat ke atas, tiba-tiba merasa motor yang mereka naiki didorong oleh makhluk tersebut, hingga mereka terjatuh.
Setelah kejadian itu, Aji dan Dito terbaring di tempat kejadian, mereka melihat makhluk tersebut memakan telur ayam kampung dengan cara yang sangat menjijikan. Namun, saya merasa bingung. Ketika saya memeriksa barang-barang mereka, telur ayam kampung itu tetap utuh, seperti baru dibeli.
Akhirnya, saya memutuskan untuk membuang telur itu di tempat kejadian, dan tak pernah memikirkannya lagi.
Benarkah Mitos Itu?
Malam itu, saya kembali bertanya-tanya dalam hati, apakah mitos tentang membawa telur ayam kampung lewat hutan malam hari itu benar-benar berbahaya? Saya tak bisa menjelaskan secara logis apa yang telah terjadi, tapi satu hal yang pasti: kejadian itu adalah sesuatu yang tak akan kami lupakan.
Wallahualam.
Tinggalkan Balasan