Kisah Mencekam di Dusun Panjer
Kalong Raksasa dari Dusun Panjer Di dusun terpencil bernama Panjer, Kabupaten Marga Sari, Jawa Tengah, warga sering bercerita tentang legenda mengerikan dari puluhan tahun lalu, sekitar tahun 1960-an. Saat itu, Dusun Panjer gelap gulita setiap malam karena belum ada listrik. Warga yang mampu memakai lampu minyak, sementara lainnya hanya menggunakan obor yang segera mereka matikan saat tidur tiba. Suasana mencekam menyelimuti malam-malam sunyi itu, saat makhluk halus dipercaya sering berkeliaran, terutama ketika Maghrib dan Subuh tiba.
Dalam kegelapan, sosok kalong raksasa menjadi ketakutan bagi siapa saja yang berani berjalan sendirian.
Petaka Menjelang Maghrib
Suatu senja menjelang Maghrib, Pak Iskandar, seorang penduduk dusun, berjalan pulang usai seharian bekerja. Ia terkenal dengan jaket hitam kesayangannya, jaket yang membuatnya tampak gagah dan berbeda dari yang lain. Namun, sore itu, sesuatu yang aneh terjadi. Saat tiba di depan rumah, Pak Iskandar tidak berhenti melangkah; ia justru berjalan lurus melewati rumahnya, seolah tidak mengenalinya.
Bu Ranti, seorang tetangganya, melihat peristiwa ganjil tersebut. Dari kejauhan, ia menyaksikan Pak Iskandar seperti digandeng oleh sesuatu yang gelap dan tinggi besar. Makhluk itu memiliki sayap lebar yang membungkus tubuh Pak Iskandar, sebelum perlahan membawa Pak Iskandar terbang. Tubuh Bu Ranti gemetar saat melihat makhluk itu. Ia segera lari masuk ke dalam rumah, terlalu takut untuk menceritakan apa yang ia saksikan.
Kehilangan yang Misterius
Malam itu, Pak Iskandar tak kunjung pulang, membuat istrinya, Bu Sri, semakin cemas. Bu Sri, yang sehari-harinya menjual kelapa di pasar desa, semakin gelisah melihat suaminya tak kembali. Pagi harinya, kabar menyebar bahwa Pak Iskandar hilang secara misterius. Bu Ranti akhirnya menceritakan dengan suara bergetar apa yang ia lihat: sosok hitam bersayap lebar menggandeng Pak Iskandar, diduga sebagai Kalong Wewe yang sering dibicarakan warga dusun.
Pencarian di Hutan Terlarang
Keluarga Pak Iskandar dan penduduk dusun akhirnya meminta bantuan seorang “orang pintar” untuk mencari Pak Iskandar. Mereka mencari ke setiap penjuru, terutama ke hutan jati yang terkenal angker di pinggiran dusun. Hutan itu penuh dengan binatang buas, bahkan konon ada ular sebesar drum yang pernah memangsa manusia.
Setelah pencarian selama seminggu, mereka menemukan Pak Iskandar duduk di tengah hutan, namun jauh dari desa. Tubuhnya kurus, bajunya lusuh, dan matanya kosong menatap sekeliling. Ia menyandarkan diri pada pohon jati besar, sementara belatung, cacing, dan kaki seribu menumpuk di atas daun lebar di depannya. Orang pintar berkata bahwa Kalong Wewe memberinya makan makhluk-makhluk menjijikkan itu selama ia menghilang.
Kembali Tanpa Ingatan
Warga dusun membawa Pak Iskandar pulang, namun ia tampak linglung, tidak mengenali siapa pun, bahkan keluarganya. Mereka terus merawatnya, sementara orang pintar melakukan berbagai ritual agar ingatan Pak Iskandar kembali. Beberapa hari kemudian, Pak Iskandar mulai sadar dan pelan-pelan mengingat kejadian yang menimpanya. Dengan suara bergetar, ia menceritakan bagaimana Kalong Wewe menyerupai kelelawar raksasa yang membawanya, membuat pandangannya gelap selama ia dibawa pergi.
Tanda Bahaya di Jaket Hitam
Orang pintar memperingatkan agar keluarga membuang pakaian yang Pak Iskandar kenakan saat kejadian itu, terutama jaket hitamnya. Namun, Pak Iskandar menolak. Jaket itu sangat ia sayangi dan masih bagus. Ia akhirnya membuang baju dan celana, tapi tetap menyimpan jaket tersebut.
Dua minggu berlalu. Pak Iskandar mulai beraktivitas kembali seperti biasa. Namun, suatu sore, ia mengenakan jaket hitam itu lagi. Setelah keluar rumah malam itu, ia tidak pernah kembali. Penduduk dusun mencarinya ke segala penjuru, namun Pak Iskandar menghilang selamanya. Warga percaya, Kalong Wewe telah membawanya untuk selamanya, dan keluarga serta orang-orang yang mengenalnya hanya bisa berdoa untuk ketenangan arwahnya.
Tinggalkan Balasan