Malam Sunyi di Kota Malang
Taksi Malam yang Terperangkap Suatu malam yang sunyi di kota Malang, seorang sopir taksi kelas “Emas” sedang menunggu waktu untuk beristirahat setelah mencuci taksinya. Ia duduk santai di atas kap mesin mobil yang terparkir di pinggir jalan. Suasana malam itu cukup tenang, hanya suara angin yang terdengar pelan. Sang sopir, yang sudah merasa cukup lelah, memejamkan matanya sejenak. Namun, tiba-tiba langkah kaki terdengar mendekat. Ia terkejut saat melihat seorang wanita datang menghampiri.
Wanita itu mengenakan pakaian hitam berlengan panjang, dengan rambut panjang yang terurai. Wajahnya tampak cantik, meskipun ia terlihat sedikit berbeda dari wanita pada umumnya. Ia berjalan cepat dan tanpa ragu membuka pintu belakang taksi.
“Taksi, Mas?” tanya wanita itu.
Sang sopir terkejut dan buru-buru menoleh. “Iya, Mbak. Mau ke mana?” jawabnya.
Wanita itu mengucapkan tujuan yang cukup familiar, “Ke Rimba Raya.”
Sang sopir mengangguk. Rimba Raya merupakan sebuah perumahan di pinggiran kota Malang yang tak terlalu jauh dari tempat mereka berada, hanya sekitar lima kilometer. Sang sopir merasa tenang dan siap untuk melanjutkan perjalanan. Ia membuka pintu taksi dan wanita itu masuk.
Perjalanan yang Aneh
Setelah wanita itu duduk, sang sopir memulai perjalanan. Sambil mengemudi, ia mencoba berbincang dengan penumpangnya. “Mbak tadi ke sini naik apa?” tanyanya.
Namun, wanita itu hanya diam dan tidak menjawab. Sang sopir mengerutkan kening, merasa ada yang aneh dengan sikap wanita tersebut. Ia merasa canggung dan kembali berfokus pada jalan.
Tak lama kemudian, sebuah aroma parfum yang kuat dan menyengat menyelinap ke hidung sang sopir. Bau bunga yang sangat tajam membuatnya merasa semakin tidak nyaman. Ia menoleh ke arah penumpangnya dan bertanya, “Perfum apa ini?”
Wanita itu tetap diam. Tidak ada jawaban yang keluar dari bibirnya. Sang sopir merasa semakin bingung, tetapi ia berusaha mengabaikan perasaan aneh tersebut dan terus mengemudi.
Rimba Raya yang Terlalu Dekat
Setibanya di perumahan Rimba Raya, sang sopir berhenti di depan sebuah rumah dan menatap ke belakang untuk meminta bayaran. Wanita itu membuka dompetnya dan memberikan sejumlah uang. Namun, sang sopir merasa bahwa ada yang tidak beres. Ia harus memastikan wanita itu masuk ke dalam rumah dengan aman, sebagaimana prosedur taksi yang harus dijalani.
Setelah wanita itu masuk ke dalam rumah, sang sopir melanjutkan perjalanan. Ia merasa lega karena tugasnya selesai. Namun, ketenangannya tidak berlangsung lama. Dalam perjalanan pulang, ia mulai merasa bingung. Ia menyadari bahwa meskipun ia sudah berkendara cukup lama, ia kembali berputar-putar di jalan-jalan perumahan yang sama.
“Loh, kok jalannya ini-ini saja?” pikirnya. “Kenapa tidak bisa keluar dari sini?”
Rasa curiga mulai muncul dalam benaknya. “Aneh, ada apa ini?” gumamnya. Ia merasa ada yang salah, namun ia tetap melanjutkan perjalanan dengan berharap segera keluar dari perumahan tersebut. Namun, jalanan terasa semakin asing.
Mengikuti Tanda yang Muncul
Sang sopir memutuskan untuk berhenti sejenak di pinggir jalan. Ia menepi dan menatap sekeliling, mencari jalan keluar. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan menemukan jalan menuju kota. Ketika ia melihat sekeliling, ia merasa terperangkap dalam labirin jalan-jalan yang tak pernah ia kenali sebelumnya.
Tiba-tiba, ia teringat sesuatu. Dalam kebingungannya, ia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang sangat tidak biasa. Ia melepas bajunya dan celananya di sebuah jalan yang gelap. Ia mengenakan kembali pakaian itu, tetapi dengan cara yang berbeda: sisi luar pakaian berada di sisi dalam. Menurutnya, cara ini dapat menghindarkannya dari gangguan mistis yang mungkin tengah menghantuinya.
Setelah melakukan itu, ia melanjutkan perjalanan dan tiba di sebuah warung kopi yang terletak di pinggir jalan. Ia berhenti, turun dari taksi, dan membeli secangkir kopi untuk menenangkan diri. Begitu ia duduk, ia menyadari ada yang aneh.
Pertemuan dengan Orang Tak Dikenal
Seorang penjual kopi yang melihatnya memesan minuman bertanya, “Pak, taksimu itu ada orangnya, kan?”
Sang sopir langsung menoleh. “Enggak ada kok, tadi saya baru turunin orang,” jawabnya.
Seorang pembeli yang duduk menikmati nasi goreng di warung kopi ikut menanggapi, “Iya, Pak. Itu di dalam taksi ada orangnya.”
Sang sopir pun bergegas keluar dari warung kopi dan langsung menuju taksinya. Dengan rasa terkejut, ia melihat bahwa taksinya kosong. Tidak ada seorang pun di dalamnya. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi ia merasa terjebak dalam sebuah peristiwa yang sangat aneh dan tidak bisa dijelaskan.
Dengan perasaan yang gelisah, sang sopir melanjutkan perjalanan pulang. Ketika ia melewati sebuah jalan sepi, ia melihat seorang pria mengenakan pakaian putih berdiri di pinggir jalan. Sang sopir berhenti, membuka jendela dan bertanya, “Pak, kalau mau ke Malang, ke mana ya?”
“Oh, arah ke Barat, Pak,” jawab pria itu.
“Loh, ini daerah mana?” tanya sang sopir lagi.
“Ini Kampung Seruni, Batu,” jawab pria tersebut.
Terjebak dalam Kegelapan
Kampung Seruni? Batu? Sang sopir merasa semakin bingung. Rimba Raya yang dimaksudkan wanita itu tidak jauh dari sini. Kampung Seruni, Batu, justru terletak jauh di luar kota.
Perasaan takut mulai merasuki sang sopir. “Berarti wanita tadi bukan manusia biasa,” pikirnya. Ia segera melanjutkan perjalanan. Meski begitu, ia merasa semakin tertekan. Tidak lama kemudian, ia kembali melihat wanita yang sama berdiri di pinggir jalan.
Wanita itu kembali membuka pintu belakang taksi dan masuk. Sang sopir terkejut, tetapi tidak bisa berbuat banyak. Ia kembali bertanya, “Mbak, dari mana saja tadi?”
Wanita itu tidak menjawab, hanya tersenyum tipis. “Aku ikut, kok,” jawabnya pelan.
Malam semakin larut, dan sang sopir merasa semakin cemas. Ia melihat ke belakang, namun tak ada penumpang di kursi belakang. Ia mulai merasa ketakutan yang luar biasa. Saat ia menoleh ke sisi lain, ia melihat sosok pria yang tampaknya seorang ustadz berdiri di samping taksi.
Ustadz itu segera menghampiri taksi dan berkata, “Mbak, kamu harus kembali ke tempat asalmu.”
Wanita itu hanya diam. Sang sopir merasa sangat cemas. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi wanita itu terlihat semakin mengerikan. Ia merasa ada sesuatu yang mengancam hidupnya.
Kecelakaan yang Tak Terduga
Akhirnya, wanita itu menghilang begitu saja setelah berbicara dengan ustadz itu. Sang sopir pun merasa lega, meski ketakutan masih menyelubunginya.
Namun, meskipun wanita itu hilang, rasa takut yang menguasai sang sopir tidak berakhir di situ. Ia merasa bahwa kejadian malam itu telah mengubah hidupnya. Selama dua bulan setelah kejadian itu, sang sopir merasa aneh. Ia tidak pernah lagi merasa kesulitan dalam menarik penumpang, bahkan sering mendapatkan pelanggan dengan bayaran yang lebih tinggi dari biasanya. Namun, perasaan itu berangsur-angsur menghilang setelah hari terakhir bertemu dengan wanita misterius tersebut.
Suatu malam, setelah wanita itu pergi, sang sopir mengalami kecelakaan. Ia menabrak seseorang yang sedang duduk di pinggir jalan. Namun, anehnya, kecelakaan itu tidak menyebabkan kematian. Sang sopir tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi, tetapi ia merasa bahwa pengalaman tersebut akan menghantui hidupnya selamanya.
Tinggalkan Balasan