Kisah mistis Sandah, kuntilanak berwajah lebar yang menakutkan di pedalaman hutan Tumbang. Masyarakat setempat meyakini bahwa hutan ini menjadi tempat tinggalnya. Konon, banyak orang yang pernah melihat sosok ini, tetapi mereka tidak pernah kembali untuk menceritakan kisahnya. Kisah ini terus beredar, menarik perhatian para pencari petualangan yang ingin membuktikan kebenarannya.
Legenda Sandah
Awalnya, cerita tentang Sandah terdengar seperti legenda belaka. Namun, kejadian-kejadian aneh di sekitar hutan mulai membangkitkan ketakutan di hati penduduk desa. Suara tangisan perempuan sering terdengar pada malam hari, dan sosok wanita berpakaian putih muncul di antara pepohonan. Tak jarang, penduduk desa melihat bayangan putih melintas dengan wajah yang lebar dan mata yang menakutkan. Kejadian ini membuat banyak orang merasa was-was ketika melintasi hutan.
Petualangan Kelompok Remaja
Suatu malam, sekelompok remaja yang terdiri dari Andi, Dika, dan Lia, memutuskan untuk melakukan penjelajahan ke dalam hutan Tumbang. Mereka ingin mencari tahu apakah cerita tentang Sandah benar-benar nyata. Dengan berbekal senter dan peralatan camping, mereka berangkat penuh semangat. Sejak awal perjalanan, ketegangan sudah terasa. Suara gemerisik daun dan angin yang berhembus menciptakan suasana mencekam.
Setelah beberapa jam berjalan, mereka akhirnya menemukan lokasi yang diyakini sebagai tempat tinggal Sandah. Di tengah hutan yang gelap, mereka mendirikan tenda dan berkumpul di sekitar api unggun. Sambil menghangatkan badan, mereka mulai bercerita tentang berbagai mitos yang pernah mereka dengar. Namun, suasana yang awalnya ceria tiba-tiba berubah mencekam ketika suara tangisan perempuan mulai terdengar dari kejauhan.
“Apakah kalian mendengar itu?” tanya Dika, suaranya bergetar. Andi dan Lia saling menatap dengan penuh ketakutan. Suara tangisan itu semakin dekat, dan bayangan putih mulai terlihat di antara pepohonan. “Kita harus pergi dari sini!” seru Lia panik. Namun, Andi berusaha menenangkan teman-temannya. “Tenang, itu mungkin hanya suara binatang,” ujarnya, meskipun ia sendiri merasakan ketakutan yang mendalam.
Tiba-tiba, angin berhembus kencang, dan api unggun padam seketika. Mereka terpaksa berada dalam kegelapan total. Dari balik kegelapan, sosok wanita berpakaian putih muncul, wajahnya lebar dan mata hitamnya menatap tajam. Dengan suara melengking, sosok itu berkata, “Kenapa kalian datang ke tempatku?” Suaranya menggetarkan hati mereka, tetapi Andi berani menjawab, “Kami hanya ingin tahu tentangmu.”
Pertemuan dengan Sandah
Sosok itu terdiam sejenak, lalu menjelaskan bahwa ia adalah Sandah. Ia dulunya adalah perempuan biasa yang mengalami tragedi. Keluarganya meninggal dalam kecelakaan, dan kesedihan membuatnya terjebak di hutan. Sandah mengaku merasa kesepian dan merindukan teman untuk berbagi cerita. Melihat sosok itu, Andi merasakan empati yang mendalam. Ia berkata, “Kami bisa mendengarkan ceritamu.”
Malam itu, mereka berbincang dengan Sandah. Ia menceritakan kisah hidupnya dengan penuh emosi. Andi dan teman-temannya mendengarkan dengan seksama. Dalam prosesnya, ketakutan yang mereka rasakan perlahan-lahan menghilang. Mereka menyadari bahwa Sandah bukanlah makhluk menakutkan, melainkan jiwa yang terperangkap dan membutuhkan pengertian.
Setelah berbincang lama, Sandah berterima kasih kepada mereka. Sebagai tanda terima kasih, ia memberikan mereka sebuah jimat yang dapat melindungi mereka dari bahaya. “Jangan takut untuk menceritakan kisahku kepada orang lain,” pesan Sandah sebelum menghilang dalam kegelapan.
Keesokan harinya, Andi dan teman-temannya pulang ke desa dengan membawa pengalaman tak terlupakan. Mereka menceritakan pertemuan mereka dengan Sandah kepada penduduk desa. Sejak saat itu, masyarakat tidak lagi melihat Sandah sebagai sosok menakutkan. Sebaliknya, mereka mulai menghormati dan memahami kesedihan yang dialami oleh kuntilanak berwajah lebar ini.
Kisah mistis Sandah di daerah Tumbang terus hidup dalam ingatan masyarakat. Mereka belajar bahwa di balik setiap legenda, selalu terdapat kisah yang perlu dipahami. Dengan demikian, Sandah bukan hanya sekadar hantu, tetapi simbol dari rasa empati dan pengertian yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia.
Tinggalkan Balasan