Misteri Nusantara – 40 Hari Menjelang Azal Tiga tahun lalu, aku memiliki seorang pelanggan bernama Dika. Umurnya sekitar 28 tahun, dan ia menjalani profesi sebagai pengusaha warnet. Selain menjadi pemilik, Dika juga sering diminta untuk memasang dan merawat jaringan warnet di tempat lain. Setiap bulan, ia selalu mendapatkan penghasilan tambahan dari warnet-warnet yang ia kelola.
Sebelum terjun ke dunia warnet, Dika pernah bekerja di beberapa perusahaan yang bergerak di bidang sinyal dan tower. Namun, dia selalu berpindah pekerjaan dan akhirnya dipecat atau mundur karena berbagai fitnah yang beredar di tempat kerjanya. Masalah itu membuatnya merasa tidak tenang, hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuka usaha warnet bersama istrinya, meski hanya bermodalkan BPKB motor. Mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan ukuran 5×11 meter yang dibagi dua antara warnet dan tempat tinggal.
Kehidupan yang Mulai Terganggu
Dika datang ke tempatku suatu hari dengan wajah murung. Ia menceritakan kisah yang membuatnya merasa takut dan cemas. Semalam, ia mengaku melihat sosok makhluk besar berbulu hitam yang nongkrong di atas etalase warnetnya. Makhluk itu tampak familiar baginya, karena dia sudah sering melihatnya sebelumnya. Bahkan, Dika merasa selalu diikuti oleh sosok yang tak tampak oleh orang lain. Tak hanya itu, Dika juga sering menemukan benda-benda pusaka seperti keris kecil dan batu akik secara tak sengaja dalam perjalanannya.
Aku menanggapi cerita itu dengan bijak. “Manusia wajib mengikuti syariat. Setiap kesulitan pasti ada sebabnya, dan sebab dari kesulitan biasanya terkait dengan amaliah kita,” kataku. Lalu, aku mengajaknya untuk menemui seorang kyai yang dikenal bisa memberikan nasehat spiritual. Dika pun setuju, dan bersama istrinya, kami pergi ke rumah kyai tersebut.
Nasehat dari Kyai
Setelah mendengar cerita Dika, Kyai Subur mulai menganalisa secara batin. “Segala penyakit datang dari Allah, tapi siapa yang menjadi perantara, itu bisa dari malaikat, manusia, jin, atau setan,” ujarnya. Kemudian, ia melanjutkan penjelasannya dan memberi wejangan lebih dalam. “Buang makhluk itu! Ini ujian buatmu. Tanpa sadar, kamu sudah membelinya, dan tanpa sadar juga kamu mengabaikannya. Dia akan terus mengganggu dan tak suka melihatmu maju. Buang saja makhluk itu, dan mohon ampun kepada Allah,” lanjut Kyai Subur.
Menunda Tindakan
Setelah pertemuan itu, aku kembali mengunjungi Dika di kontrakannya. Aku bertanya apakah ia sudah mengikuti nasehat dari Kyai Subur. “Belum sempat, Kang. Saya masih sibuk,” jawab Dika sambil tersenyum. “Istri saya juga belum bisa, karena dia harus menunggu warnet buka sampai malam,” tambahnya. Aku hanya mengangguk, memahami kesibukannya.
Namun, 30 hari kemudian, aku kembali mengingatkan Dika soal nasehat kyai tersebut. Aku bertanya lagi apakah ia sudah melaksanakannya. Dika mengangguk, tapi jawabannya masih sama, “Belum.”
Kecelakaan Misterius
Pada suatu hari Minggu, Dika datang ke tokoku bersama istrinya. Setelah berbincang sejenak, ia berpamitan untuk pergi ke warung kopi. Istrinya menceritakan sebuah kejadian yang cukup aneh. Mereka hampir mengalami kecelakaan tiga kali dalam sebulan terakhir. Kejadian pertama adalah ketika mereka hampir menabrak seseorang di jalan. Namun setelah dicari, orang tersebut tak ada di tempat. Kejadian-kejadian aneh seperti ini mulai membuat mereka merasa ada sesuatu yang salah.
Tanda-Tanda Aneh Sebelum Kepergian
Lima puluh hari setelah kejadian itu, aku mendapatkan pesan di Facebook dari Dika. Ia memberitahuku bahwa besok ia akan datang ke tokoku untuk membeli beberapa komponen komputer untuk warnetnya. Namun, Dika tidak datang hingga waktu maghrib. Aku mencoba menghubunginya lewat SMS dan telepon, tetapi ponselnya tidak aktif. Aku tidak terlalu khawatir, berpikir mungkin ia sedang sibuk.
Namun, keesokan harinya, aku menerima kabar mengejutkan dari istrinya dan kakaknya. Dika meninggal dunia setelah sholat maghrib dalam keadaan duduk. Dia meninggal dengan tenang, seakan meninggal dalam keadaan baik dan syahid. Innalillahi wa innailaihi rojiun.
Aku merasa yakin bahwa Dika meninggal dengan khusnul khotimah. Selama hidupnya, ia berjuang untuk memperbaiki kehidupannya, berusaha mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Allah memberi tanda-tanda sebelumnya, 40 hari sebelum ajal menjemputnya, sebagai bahan renungan bagi kita semua.
Renungan dari Kehidupan Dika
Dika telah berjuang untuk kehidupan yang lebih baik dengan tenaga dan pikirannya. Meski banyak rintangan yang ia hadapi, dia berusaha keras untuk tetap bertahan. Semoga amal baiknya diterima di sisi Allah, dan semoga Allah memberi ampunan kepada dirinya.
Selamat jalan, sahabatku. Teriring doa dari kami semua, semoga Allah menerima amalmu dan memberimu tempat yang terbaik di sisi-Nya. Demikianlah Misteri Nusantara – 40 Hari Menjelang Azal.
=== SITUS AMAN dan TERPERCAYA ===
Klik Disini, Daftar PAUS4D ; Platform Online Lengkap dan Terpercaya Sejak 2014
Tinggalkan Balasan